Minggu, 24 Desember 2017

Selamat Tambah Tua Mamaku Sayang

Semakin tua semakin cantik, itulah mamaku. Mungkin kalian juga berkata demikian terhadap ibu kalian masing-masing :)

Bagiku mama adalah sahabatku, yang seiring berjalannya waktu sudah kurang pas lagi jika disebut sebagai sahabat. Karena kalau dengan sahabat kita bebas menceritakan keluh kesah kita, kebahagiaan, ataupun ketika kita jatuh cinta, eyaaa :p

Dulu ya seperti itu, cerita segalanya pada mama. Kalau sekarang, misalnya aku berkeluh kesah pada mama, justru itu akan menambah rentetan panjang 'permasalahan' yang harus diselesaikan oleh mama. Ya, itu malah jadi beban pikiran mama. Tahu sendiri kan kalau ibu-ibu lagi banyak pikiran? Semuanya kena, hehehe

Jadi di usia mama yang sudah menginjak kepala empat, dan di usiaku yang menginjak kepala dua, aku harus pandai memilah mana yang perlu disampaikan, dan mana yang tidak. Agar harmonisasi antara ibu dan anak dapat berjalan dengan baik. Bahasanya yaaa harmonisasi, wkwkwk :D

Ya bagaimana tidak? Contohnya saja, ketika aku bercerita tentang teman-temanku yang satu demi satu menikah, menemukan cinta sejatinya, hal itu bisa membuat mama khawatir, dan berujung ngomel, ekekekek (ketawa tengil).

"Kamu kenapa waktu itu nggak mau dikenalin sama itu?" 

"Kamu kenapa begini, kamu kenapa begitu?"

Nah loh, kan niatnya hanya update cerita tentang teman-temanku. Malah jadi ke mana-mana kan :D

"Santai aja ma.. Kata temen-temen, aku masih muda kok.. Nggak usah buru-buru.. "

Padahal dalam hati 'Jodohku, kamu di mana?' wkwkwk

Yah, begono.. Jadi ada masanya antara mama dan aku seperti sahabat, dan ada masanya pula ya antara mama dan aku betul-betul seperti ibu dan anak. Kan katanya semakin bertambahnya usia orang tua kita, mereka akan semakin 'seperti anak kecil'.

Nah, di sini aku menyadari bahwa ini saatnya buat aku mengerti mama. Selama ini mama udah sabar merawat dan mendidik aku dengan caranya, dengan segala keterbatasannya. Sekarang giliran aku yang mengerti mama, meski apapun yang aku lakukan tidak akan bisa membalas kebaikan mama. Tapi semoga Allah balas mama dengan surga.

Aku belum jadi anak yang bisa dibanggakan oleh mama. Tapi insya Allah aku berusaha. Meski mungkin kelihatannya seperti yang belum berusaha, mungkin.

Kalau aku mulai merasa sebal ketika diomeli mama, aku ingat lagi betapa sedihnya aku ketika mama sakit, betapa aku takut kehilangan mama. Sampai saat itu aku berpikir, kalau boleh memilih, daripada mama yang pergi, lebih baik aku pergi :(

Sekarang aku lebih berusaha menghargai waktu-waktu bersama mama. Aku masih sama, kalau boleh memilih lebih baik aku saja yang pergi, jangan mama. Sesuatu itu akan terasa berharga ketika kamu kehilangannya. Aku tidak mau seperti itu, sungguh.

Mama pernah bertanya padaku ketika kami sedang mengobrol santai.

"Kamu kapan (nikah)?“

“Kenapa gitu, ma?“

“Mama pengen hajat."

"Owalah.. Karena itu tooo.. Ya ampun mama.. Hahaha "

Hadiah buat mama masih on the way ya Insya Allah.. Jodohnya masih memantaskan diri untuk berjumpa mama, untuk meminta aku tentunya :)
Jodoh terbaik di antara yang terbaik, yang terbaik menurut Allah, menurutku, dan menurut mama insya Allah :)

Kamis, 21 Desember 2017

Hijrah Melawan Diri Sendiri

Ya Allah.. Beratnya melawan diri sendiri..

Ketika kita memutuskan untuk berhijrah, bukan berarti semuanya akan menjadi mudah. Justru kita diuji, apakah kita bersungguh-sungguh dengan hijrah kita atau tidak. Ujian itu bisa datang dari luar ataupun dari dalam diri kita sendiri.

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (QS al-'Ankabuut Ayat: 2)

Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS al-'Ankabuut Ayat: 3)

“Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.(QS al-baqarah: 155)

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (ujian) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS Al baqarah: 214)

Diriwayatkan dari Sa‘ad bin Abi Waqqos,ia berkata, “Aku berkata, “Wahai Rosulullah, siapakah manusia yang paling dahsyat ujiannya?” Rosulullah bersabda, “Para nabi, setelah itu orang-orang sholeh, setelah itu yang berikutnya dan berikutnya. Seseorang diuji sesuai kadar agamanya. Jika agamanya kuat, bala-nya pun bertambah. Jika kadar agamanya tipis, balanya diringankan. Dan orang beriman akan terus ditimpa bala sampai ia berjalan di muka bumi tanpa sedikitpun ada kesalahan pada dirinya.” (HR. Bukhari – Muslim)

Jika ujian itu datang dari luar, mungkin itu akan lebih mudah kita sadari, lalu kita bersegera berlindung kepada Allah atas gangguan yang datangnya dari luar itu. Namun, ketika ujian itu datangnya dari diri kita sendiri, mungkin itu akan nampak samar. Bisa jadi kita menamainya sebagai bisikan hati, kata hati, petunjuk mimpi, atau apalah namanya. Padahal itu adalah godaan setan yang berpadu dengan hawa nafsu yang ada pada diri kita.

"Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad [berjuang] melawan dirinya dan hawa nafsunya."

(Diriwayatkan oleh Ibnu An-Najjar dari Abu Dzarr Radhiyallahu anhu. Juga diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dan Ad-Dailami. Hadits ini juga dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami’ush-Shaghîr, no 1099, dan beliau menjelaskannya secara rinci dalam Silsilah Ash-Shâhihah, no. 1496.

Bersegerahlah kita berlindung pada Allah dari gangguan yang datangnya dari dalam diri kita sendiri.

Katakanlah : Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dada manusia. Dari (golongan) jin dan manusia(QS. An Naas:1-6)

“… dan bertaqwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang beriman bertawakal” (QS. Al-Ma’idah: 11).

Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad 5: 363. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Ya Allah.. Bantu hamba untuk mengalahkan diri sendiri.. Demi taat kepadaMu..

Minggu, 17 Desember 2017

Allah, Rasa Cinta, dan Melepaskan

Allah tidak menjadikan rasa suka bahkan cinta kita pada makhluknya untuk menghianatiNya.

Apa-apa yang ada di dunia ini semestinya mengantarkan kita untuk menjadi hamba yang lebih taat padaNya. Entah itu kebaikan atau keburukan yang dihadapkan pada kita.

Sesungguhnya kita diuji oleh Allah melalui perasaan kita sendiri. Apakah kita akan tetap taat padaNya, atau kita malah lebih memilih makhlukNya?

Sungguh sangat sulit melawan diri sendiri daripada melawan orang lain yang sudah jelas-jelas salah.

Namun, apakah kita sungguh yakin pada Allah? Apakah kita sungguh percaya pada janjiNya?

Dunia ini kecil, akhiratlah yang abadi. Ketika hati kita mulai melemah, ingatlah bahwa kita akan kembali pada Allah, dan cara hidup kitalah yang akan mengantarkan dengan cara apakah kita akan kembali padaNya. Baik kah? Buruk kah?

Sungguh aku takut mati, mati dalam buruk. Jangan ya Allah.. Jangan.. Aku tak sanggup..

Sesungguhnya firmanMu adalah benar.. JanjiMu adalah benar..

Allah lah yang memiliki aku, kamu, kalian, langit, bumi dan seluruh isinya. Tanpa Allah aku bahkan tak lebih baik dari benda yang paling tak berharga sekalipun..

Tanpa Allah aku ini apa?

Maka, yakinlah ketika kita melepaskan, meninggalkan sesuatu karenaNya. Karena hakikatnya semua itu milikNya.

“Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah ‘azza wa jall, melainkan Allah akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik.” (HR. Waki’ dalam “Az-Zuhd” 2/68/2, Ahmad 5/363, Al-Qudho’i dalam “Musnad Asy-Syihab” 1135)

“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizqi dari arah yang tidak disangka-sangka.” (Ath-Tholaq: 2-3)

Cinta Untukmu

Apakah cinta itu berarti menggenggam tanganmu?

"Sesungguhnya ditusuknya kepala salah seorang diantara kamu dengan jarum besi itu lebih baik daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”(HR. Thabrani dan Baihaqi)

“Demi Allah, tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun dalam keadaan membai’at. Beliau tidak memba’iat mereka kecuali dengan mangatakan: “Saya ba’iat kalian”.(HR Bukhori:4891)

 “Lebih baik bagi salah satu dari kalian memegang bara api yang panas dari pada menyentuh wanita yang bukan mahram.” (HR. Sahihain)

Lalu, apakah jika aku menahan diriku dari menggenggam bahkan menyentuh tanganmu lantas kau katakan aku tidak mencintaimu?

Kemudian kau cari atau mempersilahkan dia yang bisa memberimu itu?

Apakah cinta itu berarti memandangmu lamat-lamat jauh ke dalam matamu?

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya. yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakan perhiasannya/auratnya kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya.” (Qs.An-nur:30-31)

Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Ali, janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan berikutnya. Untukmu pandangan pertama, tetapi bukan untuk berikutnya." (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Hakim sesuai dengan syarat Muslim).

“Pandangan merupakan anak panah beracun dari anak-anak panah iblis. Maka barang siapa yang menahan pandangannya dari kecantikan seorang wanita karena Allah, niscaya Allah akan mewariskan rasa manis dalam hatinya sampai hari pertemuan dengan-Nya.”

(HR Al-Hakim dalam Al-Mustadrak,V:313; Al-Qudha’i dalam Musnad Asy-Syihab, no. 292; dan  Ibnul Jauzi dalam Dzammul Hawa, hlm.13; dari Hudzaifah radhiallahu ‘anhu. Juga diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Kabir, no. 10362 dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu. Diriwayatkan pula oleh Ibnul Jauzi dalam Dzammul Hawa, hlm. 140 dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu)

Masihkah kau sangka aku tidak mencintaimu?

Lalu, apakah kamu mencintai dirimu sendiri dengan mempersilahkan dia melakukannya?

Apa arti cinta itu?

Sesungguhnya apa arti cinta itu?

Apakah berharap agar Allah menyayangimu itu tidak bisa disebut sebagai cinta?

Apakah ingin membersamaimu hanya dalam kebaikan itu tidak bisa disebut cinta?

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”.(QS. Al-Isra : 32)

Jumat, 15 Desember 2017

Tak Pantas Aku Mengeluh

Luh luh luh luh..
Manusia seringkali mengeluh, dan manusia itu aku.. Astagfirullah..

 “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah dan apabila mendapat kebaikan dia menjadi kikir.” (QS.Al-ma’arij:19-21)

Beberapa waktu lalu, aku sempat hampir berputus asa. Aku rasa karena aku terlalu fokus pada hal yang membuatku sedih. Namun kemudian aku menyadari bahwa dunia ini hanya sementara, entah itu ujian berupa kemudahan atau kesukaran. Jadi tak baik jika aku mendalami, meresapi, dan menghayati kesedihanku itu.

Seandainya dunia punya nilai di sisi Allah walau hanya menyamai nilai sebelah sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir seteguk airpun.” (HR. At-Tirmidzi no. 2320, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 686)

Dunia ini memang penuh kejutan, tapi jangan sampai kita terlalu sedih karena dunia. Karena tujuan kita bukan dunia.

Barangsiapa yang niatnya untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya hanya untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.” (HR. Tirmidzi no. 2465. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat penjelasan hadits ini di Tuhfatul Ahwadzi, 7: 213)

Kemudian aku merenung sejenak, melihat apa-apa yang ada di sekitarku, yang kini ada padaku. Dia Allah telah mengaruniakan padaku apa yang dulu tak ada padaku.

Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi?” (QS. Fathir: 3)

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7)

Sungguh tak pantas jika aku terlalu banyak mengeluh, sungguh tak pantas jika aku berputus asa karena dunia.

Sesungguhnya hati berada di tangan Allah ‘azza wa jalla, Allah yang membolak-balikkannya.” (HR. Ahmad 3/257. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini qowiy (kuat) sesuai syarat Muslim)

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.” (HR.Tirmidzi 3522, Ahmad 4/302, al-Hakim 1/525, Lihat Shohih Sunan Tirmidzi III no.2792)

Sabtu, 17 Juni 2017

Ending is the Beginning (Hijrahku)

Cerita Hijrahku itu bukan kebetulan. Gimana itu bisa kebetulan? Sekarang aku dikaruniai sahabat, yang pada saat ini berada di fase yang mirip sama aku dulu waktu hijrah. Itu semua terjadi atas izin Allah. Dia Beyza, perempuan Turki yang meskipun ibunya belum setuju dia berhijab, dia memutuskan untuk berhijab. Sayang banget deh aku sama dia, sayaaaanggg bangeeettt, meskipun kita belum pernah ketemu secara langsung, ngobrolnya baru di WA saja.

Aku ngerti gimana perasaan dia dalam hal ini, karena aku ngalamin, dan aku bisa dengan percaya diri bilang ke dia "ini hanya tes dari Allah, kamu pasti mampu." Dia pernah sedih waktu aku update foto aku sama mama berdua, dan kami sama-sama berhijab. Dia ingin seperti itu dengan ibunya. Insya Allah ibunya Beyza juga akan berhijab nantinya, aamiin. Ini adalah proses untuk mendekat pada Allah.

Sediiiihhhh.. Banget rasanya ketika dia sangat membutuhkan sahabat di sisinya tapi aku nggak bisa ada di sisinya, misalnya untuk meluk dia. Hanya bisa kirim doa buat dia.

Sejak awal aku dekat dengan Beyza karena kami punya ketertarikan yang sama dalam Islam. Kalau aku salah, dia nggak segan ngingetin aku. Alhamdulillah dikaruniai sahabat seperti Beyza, yang walaupun kita belum pernah ketemu sama sekali, tapi dia mau bertahan jadi sahabat aku.

Aku harap suatu hari nanti kami bisa bertemu langsung, saling berpelukan melepas rindu pada satu sama lain. Ya Allah.. Sayang Beyza banget..

Buat sahabat aku yang lain, aku sayang kalian juga. Tapi ini topiknya lagi bahas hijrah, jadi Beyza yang aku sebut, hehe.

Jumat, 16 Juni 2017

Hijrahku Part 22

"Mama mau lebih dekat sama Allah."

Entah cuacanya seperti apa hari itu, karena aku sedang di dalam rumah bersama mama, jadinya tidak tahu. Tapi.. Allahu Akbar! Siapa yang sangka mama akan bilang begitu? Mama juga tambah cantik dengan hijabnya ^_^

Yang dulunya mama kurang suka dengan pakaian aku, sekarang malah dukung aku,  alhamdulillah ^_^ Yang dulunya mama mempertanyakan "ngapain ta'aruf?" (itu karena mama belum paham), eh sekarang mah ok ok saja, dan dukung juga malah, cihuuyyy.. 😊 love love di udara deh buat mama 💕

Ya Allah.. Terima kasih atas segala karuniaMu..

Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu... “. (QS. Ghafir: 60)

Kamu ingin apa? Minta ke Allah. Apapun ya, sekalipun itu berupa barang, minta ke Allah ^_^

Kamis, 15 Juni 2017

Hijrahku Part 21

Vita norak ya!

Itu aku sendiri sih yang ngucapin. Gimana enggak coba? Semenjak aku beli al-qur'an yang ada terjemahannya, aku baru ngeh ternyata kisah para nabi yang zaman aku SD sering diceritakan guruku, ternyata ada di dalam al-qur'an! Nggak hanya itu, tentang masa lalu, masa sekarang, dan masa depan juga ada dalam al'quran. Wow!

Dulu kalau aku ngaji itu biasanya nggak baca terjemahannya. Karena memang pas aku kecil, di pengajian juga pakainya al-qur'an tanpa terjemahan. Cuma, pas aku udah besar, barulah al-qur'an terjemahan begitu mudah dijumpai. Iya nggak sih? Coba menurut yang kelahiran tahun 90an gimana?

Seandainya aku paham dari dulu bahwa segala petunjuk hidup ada di dalam al'quran, beuuuhh.. Mungkin aku nggak akan bingung dalam menjalani hidup ini. Nah, dari situlah, makanya aku suka baca terjemahannya juga kalau ngaji.

Waktu itu aku mulai sering baca alqur'an dan terjemahannya dengan suara agak nyaring, supaya mama juga bisa ikut nyimak. Karena aku pikir bahwa mama juga sama kaya aku yang sebelumnya nggak tahu tentang betapa WOWnya al-qur'an.

Selalu teriring doa untuk mama. Pasti Allah dengar aku, setiap doa padaNya nggak akan pernah sia-sia. Meskipun waktunya panjang, aku doain mama dari sholat ke sholat, hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun. Aku mau ke surga sama mama. Mama orang baik, hanya saja saat itu mama belum mengerti dan paham, sebagaimana dulu aku pun begitu.

Selasa, 13 Juni 2017

Hijrahku Part 20

"Vita boleh pulang tapi pakaiannya jangan yang polos seperti itu."

Mama berkomunikasi lewat SMS dengan Lingga dan teh Diani, bernegosiasi soal pakaianku. Mama memintaku pulang lewat mereka dengan syarat kedepannya pakaianku kurang lebihnya harus bermotif. 

Pulang.. Pulang.. Yeayyy!
Alhamdulillah 😊

Ternyata aku tidak jadi dihapus dari daftar anak mama. Kemudian uang dari Omku yang rencananya akan kubelikan mesin press plastik dan keripik/snack aku gunakan sebagian untuk membeli oleh-oleh untuk mama dan adik lelakiku yang kecil. Aku belikan mainan untuk adikku, dan buah kurma untuk mama. Aaahhh.. Kangen mama dan adik..

Sesampainya aku di rumah, aku mengucap salam dan tentunya adik kecilku menyambutku dengan riang. Sedangkan  mama hanya di dalam kamar. Aku berjalan masuk ke kamar mama.

"Ma, ini oleh-oleh buat mama."

"Taruh saja."

Terlihat mata mama sembab tapi mama berusaha menyembunyikannya. Sepertinya selama aku tidak di rumah mama terus menangisiku. Aku tidak tega melihatnya. Tapi alhamdulillah aku sudah pulang.

Aku sayang mama, biar bagaimanapun aku sayang mama.

Hari-hari berikutnya aku dan mama mencoba bersikap seolah tidak pernah terjadi apapun. Tapi mama masih sering mengomentari soal pakaianku. Sering sekali. 

Oh ya,  kalian tahu di mana mama sembunyikan dua pakaianku yang sebelumnya aku cari ke sana kemari tidak ketemu, yang warnanya ungu dan hitam?

Di dalam jok motor, dan motornya mama kendarai pergi 😱Pantas saja waktu itu aku cari kemanapun di dalam rumah tidak ketemu! Hahaha 😂 Mamaku idenya luar biasa 😂

Aku sendiri yang kemudian mengeluarkan kedua pakaian itu dari dalam jok motor, dengan perasaan "owalaaaahh.. Di sini rupanya." 😰😛

Antara lucu, dan apa ya? 😅😄

Minggu, 11 Juni 2017

Hijrahku Part 19

Pesan mama bahwa aku nggak boleh berhenti kuliah bukanlah tanpa alasan. Sewaktu SMA, aku masih belum tahu pasti akan melanjutkan ke perguruan tinggi atau tidak, karena pada saat itu mama tidak ada simpanan sama sekali untuk kuliahku. Jadi, kemungkinan setelah lulus SMA aku akan langsung bekerja, dan kalaupun kuliah mungkin nggak sampai S1. Tapi rizki siapa yang tahu? Ternyata Allah kasih jalan agar aku bisa berkuliah.

Jadi itulah mengapa melanjutkan kuliahku itu begitu penting bagi mama dan aku. Bahkan mama nggak mengizinkan aku untuk cuti. Tapi di sisi lain pada saat itu aku sama sekali belum ada bayangan untuk biaya ongkos kuliah, bahkan untuk hidup kedepannya, karena aku belum juga dapat pekerjaan. Tapi aku nggak boleh nyerah. Tapi tetap saja rasa bingung dan khawatir itu ada.

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imron: 200)

Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath Tholaq: 7)

Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Tholaq: 3)

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Alam Nasyroh: 5)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6).

Tiba-tiba saja, aku mendapat kabar bahwa omku mengirimi aku uang. Sebelumnya memang aku sempat mengabari keluargaku di luar kota soal keadaanku saat itu, tentang berhijab. Tapi aku sama sekali tidak meminta sepeser uang pun. Aku hanya berdoa pada Allah "ya Allah, tolong aku." Aku berharap agar Allah kasih jalan untuk aku mendapat pekerjaan.

Tapi, sekali lagi, rizki siapa yang tahu? Ternyata ini cara Allah menolongku. Omku mengirimi aku uang, tidak banyak dan juga tidak sedikit. Aku berencana menggunakan uang itu untuk membeli mesin press plastik untuk membungkus snack atau keripik, dan kemudian keripik/snacknya akan aku jual.

"Barang siapa bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan bukakan jalan keluar baginya dan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka…" (QS. Ath-Thalaq 2-3).

Maha benar Allah dengan segala firmanNya.

Sabtu, 10 Juni 2017

Hijrahku Part 18

Inilah jawaban dari pertanyaanku. Alasan mengapa aku menghadapi kesulitan, dan kesedihan di saat aku memutuskan untuk berhijab. Allah berbicara padaku melalui Ayat-ayat al-qur'an, dan melalui hadith RasulNya.

Apakah manusia mengira setelah mereka mengikrarkan dirinya bahwa dia beriman, lantas mereka dibiarkan tidak diuji ? Sungguh, orang-orang yang terdahulu pun telah Kami uji. Yang dengan ujian ini, maka akan teranglah siapa yang jujur dalam pengakuan imannya, dan siapakah yang dusta.” (Q.S. Al Ankabut: 2-3)

Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan). Sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesunggunhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Q.S. Al Baqarah: 214)

Apakah kalian mengira akan masuk surga sementara Allah belum melihat orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) di antara kalian dan juga melihat orang-orang yang bersabar.” (Q.S. Ali Imran: 142)

Shallallahualaihi wa sallam bersabda yang artinya, Sungguh, umat terdahulu, ada di antara mereka yang tubuhnya disisir dengan sisir-sisir dari besi, dipisahkan antara tulang dan dagingnya. Namun, hal itu tidak menjadikan mereka berpaling dari agamanya. Ada pula yang diletakkan gergaji di atas belahan rambut kepalanya. Ia pun dibelah dengannya sehingga terpotong menjadi dua. Pun tidak memalingakannya dari agamanya. Sungguh, Allah pasti akan meyempurnakan urusan agama ini. Hingga seorang pengendara, berjalan dari Shan’a ke Hadramaut, tidak ada yang ia takutkan selain Allah, juga serigala terhadap kambing-kambinnya. Hanya saja, kalian ini tergesa-gesa.” (H.R Al Bukhari dan selainnya)

Jumat, 09 Juni 2017

Hijrahku Part 17

Aku berdoa, merengek-rengek ke Allah. Tapi kenapa sepertinya Allah hanya melihat aku? Aku kan mengambil jalan yang baik, aku mau taat sama Allah. Kok Allah nggak membuat semuanya jadi mudah? Aku bertanya-tanya, karena memang saat itu aku belum mengerti.

Kemudian mamaku, dan adik lelakiku yang kecil datang ke rumah Lingga. Aku sudah senang, mama mau ajak aku pulang. Tapi ternyata mama masih tetap sama pendiriannya. Kalau aku mau pulang, aku harus berubah. Kalau enggak, mama nggak mau kenal aku lagi, kalaupun nanti aku jadi orang sukses mama nggak mau tahu, dan aku nggak usah datang ke mama.

Aku jawab tawaran mama itu sambil nangis, dan bilang bahwa aku tetap akan seperti ini, berhijab longgar.

"Ya sudah kalau itu mau kamu. Pesan mama, jangan sampai kamu berhenti kuliah."

Setelah itu mama pergi. Aku sedih banget, padahal aku kangen banget sama adikku, pengen peluk. Tapi apa daya. Aku membayangkan kalau hari itu adalah awal aku nggak bisa ketemu mama, dan adikku lagi. Ya Allah.. 😢

Mama adalah orang yang paling dekat,  dan paling sayang sama aku di dunia ini. Meskipun kami kadang berbeda pendapat, itu nggak akan mengubah posisi mama dalam kehidupan aku. Jadi bisa kalian bayangkan betapa sedihnya aku ketika aku mengambil keputusan itu? Aku harus berpisah dari mama, dan adik lelakiku yang kecil, yang dia aku rawat dari bayi 😢

Aku harus yakin sama Allah 100%.

Kamis, 08 Juni 2017

Hijrahku Part 16

"Vit, katanya kamu kemudaan, khawatir jadi fitnah."

Tidak jadilah aku menjadi pembantu rumah tangga yang akan dapat tempat tinggal gratis. Gimana ya? Mau jualan tapi belum ada modal cukup. Sementara aku harus memikirkan untuk nanti biaya pulang-pergi ke kampus. Apa aku harus cuti? Tapi aku nggak mau cuti.

Aku nggak bisa terus numpang di rumah Lingga. Dia saja harus kerja keras buat melanjutkan hidup, masa aku numpang? Memang ibunya Lingga baik, aku ditawari makan. Alhamdulillah, tapi pas nyuap nasinya ke mulut aku, rasanya aku pengen nangis. Aku nggak tega.. Ayahnya  Lingga udah meninggal.. Aku nggak mau nyusahin mereka.. 😭

Tiap habis sholat aku berdoa "Ya Allah.. Tolong aku.. Ya Allah.. Tolong aku.. Ya Allah.. Tolong aku.. Aku tahu uang nggak akan jatuh dari langit, aku mohon kasih aku jalan untuk dapat pekerjaan.." Aku merengek-rengek dan berkali-kali mengucapkan 'Ya Allah tolong aku'.

Allah dengar aku kan.. Ya Allah.. Tolong aku..

Rabu, 07 Juni 2017

Hijrahku Part 15

"Ngapain kamu ngelamun terus, Vit? Jalanin aja, jangan dipikirin." ucap Lingga.

Aku menumpang di rumah Lingga, sahabat aku, yang rumahnya memang sangat sering aku kunjungi sebelumnya. Aku juga memanggil ibunya dengan sebutan mamah, biar samaan kaya Lingga, hehe. Alhamdulillah, ibu, kakak-kakak dan adiknya Lingga tidak keberatan menampung aku. Tapi aku juga berpikir, nggak mungkin aku selamanya di situ, aku juga nggak mau nyusahin.

Mamaku ngancam mau laporin teman aku ke polisi. Ada dua teman yang di sisi aku saat itu. Lingga sama teh Diani. Ya mereka berdua yang mau dilaporin ke polisi. Ya Allah.. Kenapa jadi begini..? Mereka nggak salah apa-apa kenapa jadi kebawa-bawa..

"Nggak papa kalau mau dilaporin ke polisi, mungkin malah semuanya akan jadi jelas kalau dilaporin" ucap Lingga.

Lah temanku iniii.. Santai bangeeettt..

"Emang kita nggak salah apa-apa, ngapain takut?"

"Iya, tapi aku nggak enak sama kalian, jadi kebawa-bawa gini."

Alhamdulillah ya aku ada yang nampung. Di sisi lain uang di dompet aku tinggal Rp 200.000/100.000, lupa. Pokoknya aku harus dapat kerja, harus bisa mandiri, nggak mau nyusahin orang lain. Lingga dan teh Diani bantu aku buat cari kerja. Mau ngajar kursus, dimintanya kalau tidak salah minimal udah semester 4, sedangkan aku baru semester 2. Ada nih yang nggak perlu sampai semester 4 + dapat tempat tinggal, yaitu jadi pembantu rumah tangga.

Yang penting halal.. Berkah..  Nggak mau nyusahin orang.. Lagi kepepet gitu mah apa lagi atuh yang dicari? Ya udah nggak papa kalau jadi pembantu rumah tangga juga. Aku ngebayangin nyetrikanya sih, nyetrika itu sesuatu banget soalnya, hehe.

Eiiitt eiiittt.. Nggak boleh ngeluh! Harus semangat! Harus kuat!

Selasa, 06 Juni 2017

Hijrahku Part 14

"Mana HP kamu? sini!"
"Mana teman kamu yang bikin kamu jadi kayak gini?!"

"Teman Vita nggak salah apa-apa Ma.."

Mama memaksaku untuk menyerahkan HP ku. Sementara aku sembunyikan tanganku yang sedang menggenggam HP ke dalam kerudungku, sebisa mungkin aku berusaha agar mama tidak mengambil HP ku. Sungguh sejak awal, keputusan berhijab longgar itu bukan karena seseorang, aku tak mau ada yang disalahkan.

Aku menangis dan terus menangis saat mama berusaha mengambil HP dari tanganku. Kemudian adik lelakiku yang paling kecil ikut menangis dan menarik-narik lengan mama agar tidak terus memaksaku, dan akhirnya mama berhenti. Terima kasih adikku. Saat itu adikku masih kecil, dan dia baru bisa berjalan.

Setelah itu aku menutup pintu kamarku, dan duduk di balik pintunya. Aku duduk tepat di balik pintu, menahan agar mama tidak memaksa masuk. Karena pintunya memang tidak bisa dikunci.

Mama mengomel dari luar, aku dicap anak durhaka oleh mama. Saat itu ada rasa khawatir, bagaimana kalau sampai aku menjadi seperti tokoh Malin Kundang? Tidak-tidak, aku seperti ini bukan dalam rangka bermaksiat, jadi aku yakin Allah melindungiku.

"Kalau kamu tetap mau kayak gitu, kamu angkat kaki dari rumah, nggak papa mama nggak punya anak kayak kamu."

Kurang lebih seperti itulah ucapan mama.  Kemudian mama berangkat, dan di rumah hanya ada aku.

Aku tetap akan seperti ini, berarti aku harus angkat kaki. Baiklah, dengan berat hati. Kemudian aku mencari dua bajuku yang ada di jemuran (warna ungu dan hitam), satunya lagi yang warna cream ada di ember cucian.

"Dimana bajuku? Kok nggak ada di jemuran?" Aku cari ke sana-ke mari di dalam rumah, nihil.

"Dimana bajuku? Aku mulai panik.

Kemudian aku mencari-cari bajuku yang warna cream. Ternyata masih ada di dalam ember cucian. Berarti kedua bajuku tadi diambil mama. Biarlah, aku pakai satu baju ini saja. Cuci pakai, cuci pakai.

Aku mengemasi barang-barangku. Laptop aku tinggalkan, karena merasa malu. Laptop itu dibelikan orang tua, tidak pantas aku bawa pergi. Selebihnya tas-tasku penuh dengan buku. Sebetulnya buku juga dibelikan orang tua, tapi ya sudahlah.

Aku membawa beberapa tas, kesusahan dalam perjalanan karena terlalu berat. Tapi aku berusaha agar mampu membawa semua itu. Aku harus kuat!

Senin, 05 Juni 2017

Hijrahku Part 13

"Kayanya Vita tu ikut aliran itu tuh, kaya si itu, dan sebagainya, dan sebagainya."

Atas izin Allah, ada seorang yang datang ngomporin alias manas-manasin mama. Orang itu terus dan terus, nggak tahu kenapa nggak capek, memberitahu tentang prasangkanya tentang aku pada mama. Prasangka yang 100% salah. Padahal dia baru datang, nggak tahu apa-apa, dan nggak nanya apa-apa ke aku sama sekali.

Dia dan mama di ruang tengah, sedangkan aku di dalam kamar. Mendengar semua percakapan itu. Aku meremas kerudung yang aku kenakan, sambil menangis.

'Kenapa sih kayak gini? Aku cuma mau pakai hijab dengan baik, kenapa sih diginiin? Orang tua lain dukung anaknya yang mau berhijab, kenapa aku diginiin?'

Sejak awal memang mama belum setuju aku berbaju longgar, ditambah dengan ini, semuanya jadi runyam. Mama nggak mau dengar aku. Bagi mama, aku adalah korban pencucian otak seperti yang sering diberitakan di televisi kala itu.

Rasanya marah sekali dituduh seperti itu, sedih sekali kenapa harus serumit ini. Tapi aku ingat , aku nggak boleh melawan mama. Aku harus bertahan tanpa perlawanan. Bukannya aku nggak menjelaskan apapun. Sudah aku jelaskan pada mama.. Tapi kalau mama sudah bilang A ya A, nggak bisa B.

Malam itu, saat dia yang mengompori mama datang, itu adalah malam puncak. Bagaikan puncak gunung yang akan meletus. Ya, meletus!

Minggu, 04 Juni 2017

Hijrahku Part 12

Dulu aku bertanya-tanya, kok bisa ya orang dzikir sampai beribu-ribu (ngucapinnya), apa nggak capek?

***

Di saat dompetku makin tipis, dan hasil jualan keripik aku rasa belum bisa mencukupi yang aku butuhkan, aku mulai cari cara supaya bisa dapat uang tambahan.

Ada seorang temanku yang hobi mengoleksi buku. Nah, aku mulai tawarkan dia judul-judul buku. Caranya, aku datang dulu ke toko buku yang ada di sebelah Terminal Baranangsiang. Terus aku kasih tahu ke temanku itu via telepon, aku sebutkan satu-satu judul buku yang menurutku menarik.

Alhamdulillah, temanku berminat. Dia membeli beberapa buku lewat aku. Alhamdulillah banget, banget, banget. Bagaikan lagi di tengah gurun pasir, terus nemu air dan diminum. Segeerrrrr bangeeettt..

Dari situ aku pulang naik angkot. Aku senyum-senyum sendiri, sambil lihat ke jendela,  sambil dzikir "alhamdulilah, alhamdulillah, alhamdulillah"

Alhamdulillah-nya berasa banget. Jadi sebelumnya aku udah bingung, mau dapet uang dari mana? Tapi kemudian Allah kasih jalan buat aku untuk dapat uang. Allah nggak biarin dompet aku sampe kosong, Allah cukupkan kebutuhan aku. Betapa pertolongan Allah itu dekat. So sweet pokoknya.

Dari situ aku baru memahami makna alhamdulillah itu, makna dari rasa syukur itu. Aku rasain yang namanya betul-betul berterima kasih ke Allah. Jadi aku tahu jawabannya, kalau ada orang yang dzikir bisa sampai beribu-ribu apa nggak capek?  Jawabannya, sama sekali enggak. Makin diucapkan makin bahagia. Karena menurutku dzikir adalah salah satu ungkapan syukur pada Allah, dan rasa syukur itu nggak ada habisnya, karena nikmat dari Allah tiada terhingga.

Sabtu, 03 Juni 2017

Hijrahku Part 11

"Keripik singkong pedasnya kak" aku membuka resleting tas jinjing yang kubawa, dan memperlihatkan isinya, dari satu mahasiswa ke mahasiswa lainnya yang duduk di koridor. Berjualan keripik keliling koridor kampus lumayan menguji keberanianku. Habisnya malu, nggak kenal tapi so so akrab nawarin keripik, hehe. Tapi ya harus berani, kalau nggak berani nanti nggak laku, kalau nggak laku nggak ada uang buat ongkos, dan makan siang.

Setiap hari kurang lebih aku bawa 40 bungkus keripik, yang aku jual Rp 2000,-/bungkusnya. Dari setiap keripik, aku dapat untung Rp 500,-. Jadi totalnya aku dapet Rp 20. 000,-. Sedangkan aku butuh Rp 5.000,- (2x naik angkot dari rumah ke stasiun Bogor) + Rp 7.000,- (naik kereta) + Rp 2.500,- (naik angkot dari stasiun Pondok Cina ke kampus di Kelapa Dua)= Rp 14.500,- x 2 (pulang-pergi) = Rp 29.000,- (total ongkos) + Rp 8.000,- (nasi uduk, nasinya banyak, pakai lauk, bihun, dan sambel untuk makan siang). Jadi.. Total uang yang aku butuhkan dalam 1 hari adalah Rp 37.000,- kurang lebih segitu.

Alhamdulillah keripik singkong aku selalu ludes terjual. Tapi ternyata.. Setelah aku hitung begitu.. Keuntungan dari jual keripik masih kurang untuk memenuhi kebutuhan aku dalam satu hari. Mana waktu itu ada desas-desus bahwa ongkos kereta akan naik jadi Rp 9.000,- sedih deh pokoknya. Harga dinaik-naikin gitu, gimana nasib orang yang berpenghasilan kecil kaya aku?

Sementara waktu kebutuhan aku dalam satu hari masih bisa tertutupi dari sisa-sisa uang yang sebelumnya. Tapi besoknya? Kalau aku cuma mengandalkan dari jualan keripik apa cukup? Di situlah aku mulai merasa sedih, pengen nangis.

Waktu itu jumlah kereta nggak sebanyak sekarang, jadi ada jam-jam tertentu yang kalau nunggu kereta bisa sampai 30 menit atau lebih. Aku duduk di peron, sambil nunggu kereta sambil mikir, 'besok gimana ya? Uang dari mana ya? Gimana ya?' dan kemudian aku nangis, tapi sepi yeee, jadi nggak ada yang ngeliatin.

Hampir tiap kali nunggu kereta, kerjaan aku ya begitu. Mikir, nangis, mikir, nangis, kadang juga nggak nangis. Sampai suatu hari ongkos kereta benar-benar naik jadi Rp 9.000,- 🤕

(waktu itu aku masih semester 2, di usia 17/18th, di tahun 2011/2012) sekitar saat itu lah, lupa tepatnya soalnya, hehe.

Hijrahku Part 10

Pagi itu, aku mengenakan baju baruku, long dress berwarna ungu muda (warna pastel polos), selain itu aku juga punya 2 baju lagi, warnanya cream, dan hitam. Ketiga baju itu aku beli dari hasil menabung uang jajanku. Aku akan berangkat ke kampus, rasanya deg-degan sekali. Karena aku harus berpamitan dengan mama, dan melihat reaksi mama terhadap pakaian yang aku kenakan.

"Bismillahirrahmanirrahim.. Islam rahmatan lil alamin, Islam rahmatan lil alamin, Islam rahmatan lil alamin."

Entah kenapa yang aku sebut-sebut adalah islam rahmatan lil alamin (islam rahmat bagi seluruh alam). Yang jelas saat itu aku takut sekali, sungguh-sungguh takut. Kemudian aku memberanikan diri untuk menemui mama untuk salim. Mama ngeliatin aku.

"Mama nggak suka kamu pakai baju kaya gitu" ucap mama dengan nada datar, sambil melihat pakaianku dengan tatapan tidak suka.

Aku tidak menjawab pernyataan mama itu, kemudian berpamitan ke kampus. Hari berikutnya pun aku melakukan hal yang sama. Aku kira ekspresi ketidaksukaan mama hanya sampai di situ saja. Tapi ternyata, itu baru permulaan.

Besok-besoknya aku nggak dikasih uang jajan. Ok.
Keesokan harinya lagi masih berlanjut.

"Pokoknya mama nggak akan kasih kamu uang kalau kamu masih kaya gitu."

Jadi intinya, kalau aku apa-apa masih bergantung sama mama, ya harus ikut aturan mama. Tapi.. aku selalu ingat dengan jurus aku, yaitu bertahan tanpa perlawanan. Nggak dikasih jajan, ok..

Jurus mama dengan memberhentikan uang jajanku itu sebetulnya adalah salah satu jurus jitu yang dikeluarkan mama.  Karena mama tahu bahwa aku punya uang dari manaaaa kalau bukan minta sama mamaaaa? 😭

Tapi di hadapan mama aku so cool saja..😎
Padahal mah.. Emmm.. Kumaha iyeuuu..?😱😨😵😲
Pokoknya, aku harus tahu gimana caranya dapat uang untuk ongkos pulang pergi kuliah, dan makan siang.

Aku pasti bisa menghadapi ini! Islam rahmatan Lil alamin!

Kamis, 01 Juni 2017

Hijrahku Part 9

Mulai dari tekad itu aku menabung uang jajanku untuk membeli pakaian baru, hijab itu, hijab anggun itu. Sudah ada yang aku incar, tinggal menunggu uangnya terkumpul. Waaahh.. Senang sekali.. Belum juga dipakai tapi sudah merasa senang.

Di sisi lain aku tahu pasti bahwa mama tidak setuju. Tapi tekadku kuat, tapi aku juga tidak bisa mengabaikan mama. Aku bingung. Kemudian aku bertemu seseorang, dan lewatnyalah aku mendapatkan jawabannya, alhamdulilah.

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu."

"Dan jika keduanya memaksa kamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka jangan lah engkau mematuhi keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembali kamu, maka Ku-beritakan kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Luqman:14-15)

Aku ingin memperbaiki hijabku karena Allah. Jika mama melarangku, aku tidak boleh melawan, dan aku harus tetap berbuat baik pada mama. Jurus yang akan aku gunakan adalah jurus bertahan tanpa perlawanan.

Setelah aku membaca kedua ayat tersebut, tekadku menjadi bulat, dan kebingungan yang sebelumnya aku rasakan sirna.

Rabu, 31 Mei 2017

Hijrahku Part 8

Sebaik-baik pembuat janji adalah Allah, karena Allah Maha Menepati Janji. Manusia sering kali mengecewakan, bisa jadi karena sengaja atau tidak sengaja. Itulah makanya kita harus berharap, dan bergantung hanya pada Allah. Jika tidak, kita akan kecewa.

Imam Syafi'i mengatakan bahwa berharap pada manusia rasanya pedih. Ya, pedih sekali, melebihi luka secara fisik, karena itu bisa membekas dalam ingatan. Kejadian itu membuat aku menyadari semua itu.

Di saat tersedih, terpuruk, dan ter ter lainnya yang aku butuhkan adalah Allah. Aku malu sekali datang di saat sedih, seolah hanya butuh padaNya di kala sedih. Tapi aku tak sanggup jika harus menghadapinya sendirian. Apakah aku berlebihan? Orang yang sudah pernah patah hati kemungkinan  besar akan mengerti rasanya. Kalau belum patah hati, semoga jangan mengalami ya.

“dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (QS. Yusuf:87)

... Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR. Bukhari no. 6970 dan Muslim no. 2675).

"Oh Allah.. Peluk aku.. Engkau yang selalu bersamaku, dan tak pernah meninggalkanku. Engkau yang selalu menerimaku meski sering kali aku mengecewakanmu.. Kasih sayangmu begitu besar untukku, tapi aku malah ragu memberikan yang terbaik untukMu. Ampuni aku ya Allah.. Ampuni hambaMu ini" aku menangis tersedu-sedu.

Pertama kali yang diciptakan Allah adalah qalam ( pena ), Allah berfirman kepadanya ; ” Tulislah ” , maka dia menulis takdir segala sesuatu semenjak 50.000 tahun sebelum diciptakan langit dan bumi dan Arsy Allah di atas air. ‘' ( HR Muslim )

"Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku. "

-Umar Bin Khattab

" Maafkan aku ya Allah, ampuni aku ya Allah, jika selama ini ada terselip rasa ragu akan janjimu. Ampuni aku. Kini aku yakin akan janjimu 100%."

Sejak saat itu aku bertekad memperbaiki apa-apa yang belum baik. Hijabku belum baik, celana jeans itu, model celana pensil, yang membentuk lekuk tubuh, harus aku ganti. Aku ingin berubah menjadi lebih baik, aku ingin hijrah.

Selasa, 30 Mei 2017

Hijrahku Part 7

Hari demi hari aku menunggu kabar darinya. Sebelumnya, dia sempat mengabariku sekali, saat dia sedang bersama keponakannya di sana. Setelah itu tak ada kabar.

Itu sudah cukup lama, dan aku pikir lebih baik aku mencoba untuk menghubunginya. Aku mengirim sebuah SMS, menanyakan apakah dia sudah di Indonesia atau belum. Ternyata dia sudah di Indonesia, ini jawabannya

'Saya sudah bertunangan, Vita. Kamu akan mendapatkan lelaki yang lebih baik.'

Tiba-tiba saja sendi-sendiku terasa lemas.

'Ya, saya akan mendapatkan lelaki yang lebih baik.'

Dengan percaya diri aku menjawab demikian. Tapi sayangnya itu hanya pura-pura. Aku berpura-pura baik-baik saja, berpura-pura tidak merasakan apapun. Padahal saat itu aku membayangkan bagaimana dia bisa bertunangan di saat aku sedang menunggu kabar darinya? Dan mengapa setelah itu dia membiarkan aku menunggu? Seharusnya dia katakan yang sebenarnya tanpa perlu aku yang bertanya. Mengapa setega itu?

Sebagian besar waktu di hari itu aku habiskan untuk menangis. Aku rasa perempuan lainnya juga akan merasa sedih jika mengalami hal yang sama.

Lelaki bermata coklat, yang kedatangannya penuh kejutan, dan kepergiannya pun penuh kejutan.

Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang, maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah halangi kamu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya.”

-Imam Syafi’i

 "Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS. Al-Insyirah: 8)

Senin, 29 Mei 2017

Hijrahku Part 6

Keluarganya begitu bahagia ketika mendengar bahwa dia sudah memiliki calon istri. Namun, kebahagiaan itu sirna seketika, saat mereka tahu bahwa calon istri yang dimaksud (aku) tidak berasal dari negara yang sama dengan mereka. Kami berbeda negara, bahasa, dan budaya.

Menurut ibunya, berumah tangga adalah hal yang sulit. Menikah dengan yang sama bahasa dan budayanya pun pasti ada masalah yang akan menghampiri, apalagi menikah dengan yang beda bahasa dan budaya,  masalahnya akan lebih sulit lagi.

Mereka sangat tidak setuju jika kami melanjutkan rencana kami untuk menikah. Bahkan seorang kakak perempuannya sampai menangis. Padahal mereka sama sekali belum mengenal aku, tapi sudah berpikiran seperti itu.

Aku bukan orang jahat, dan aku juga tidak berniat jahat. Mengapa kakaknya sampai menangis?

Lalu dengan berat hati kami sepakat untuk tidak melanjutkan rencana untuk menikah.

Tapi beberapa waktu kemudian, dia memberiku kabar bahwa dirinya akan pulang kampung ke negaranya dalam beberapa waktu, dan dia akan kembali berusaha membujuk keluarganya. Aku menyetujuinya, dan mulai menunggu kabar darinya.

Minggu, 28 Mei 2017

Hijrahku Part 5

'Selama 5 tahun saya di Indonesia, saya belum pernah merasakan seperti ini. Ketika melihat kamu saya merasa ada listrik.'

Kurang lebih begitulah SMSnya. Aku membaca pesan itu dengan heran sekaligus ingin tertawa. Listrik? Listrik apa maksudnya? Hahaha.

'Saya tidak ingin pacaran, nanti saya juga ingin kenal keluarga kamu'

Apa ada yang salah dengan lelaki ini? Dia baru melihatku di lab. Teater hari itu.  Ketika itu aku jadi pemenang doorprize di acara pementasan drama kakak kelasku. Dia juga menjadi salah satu orang yang tampil dalam pementasan drama.

Setelah acara selesai,  dia mengejar aku dan teman-temanku yang hendak pulang.  Betulan mengejar,  karena dia sampai pada kami dengan terengah-engah. Dia mengajak teman-temanku berbicara seputar kuliah,  tapi matanya terus melihat aku. Kemudian dia meminta nomor HP salah satu dari kami untuk sharing soal kuliah katanya, dan yang diminta adalah nomorku.

Lelaki bermata coklat yang penuh kejutan. Dia betul-betul menemui orang tuaku,  memberiku sebuah cincin dengan dua 'love' di atasnya. Kami berencana untuk menikah, dia telah meyakinkan keluargaku. Itu seperti mimpi, "apa benar dia jodohku?"

Jumat, 26 Mei 2017

Hijrahku Part 4

Mungkin Allah juga nggak akan suka kalau hubungan aku sama mama jadi kurang baik karena aku 'keukeuh' berbaju longgar. Mungkin nggak papa kalau aku berkerudung, pakai baju panjang, dan celana jeans. Karena menurut mama itu sesuai dengan usia aku. Mungkin nggak masalah kalau nggak berpakaian longgar, yang penting berkerudung, kan nggak boleh durhaka sama ibu, Allah juga nggak akan suka kan.
Aku memulainya dengan kata mungkin.

Mulai di akhir kelas 3 SMA aku berkerudung, tapi belum berpakaian longgar, masih pakai celana jeans, padahal itu membentuk lekuk tubuh. Kemudian aku lulus SMA, dan mulai berkuliah di salah satu universitas swasta di Depok. Aku merasa biasa-biasa saja dengan penampilan aku yang seperti itu kala itu. Apa yang salah? Aku tidak melakukan hal yang menyimpang kok, lagi pula umumnya perempuan-perempuan di sekitarku juga berpakaian sejenis. Tapi bukan itu alasanku. Aku pikir yang penting mama sudah setuju aku berkerudung, meski ini syaratnya.

Aku menikmati menjadi mahasiswa, menyukai jurusan yang aku ambil, dan senang memiliki teman baru. Sampai suatu hari, kalau tidak salah ketika aku semester 2, karena takdir, aku dipertemukan dengan seseorang. Tidak pernah aku duga, dan sama sekali tidak pernah aku rencanakan. Pertemuan yang unik.

https://msblume.tumblr.com/image/161108955013

Kamis, 25 Mei 2017

Hijrahku Part 3

Mama, dengan segala ketidaksempurnaannya melahirkan aku yang juga tidak sempurna. Karena hakikatnya tidak ada manusia yang sempurna. Mama berusaha membesarkan aku dengan baik menurut caranya, meskipun dulu sewaktu ia kecil, ia tidak mendapatkan itu. Mama, aku tidak bisa mengungkapkan rasa cintaku dengan untaian kata indah yang aku ucapkan di hadapanmu. Sungguh mulutku terkunci ketika aku melihatmu. Hanya air mata yang akan menetes satu demi satu, yang lama-lama semakin deras. Maafkan anakmu yang cengeng ini. Aku hanya ingin berkata bahwa aku mencintaimu.. sungguh mencintaimu, mama.

Ketidaksetujuan mama ketika aku ingin berhijab kala itu, betul-betul membuatku tidak nyaman. Aku harus bagaimana lagi agar mama setuju. Telah aku putuskan untuk berhijab, dan aku utarakan pada mama bahwa aku ingin memakai baju longgar. Semoga Allah menyayangiku karena itu, dan baju longgar itu juga membuatku terlihat anggun.

Tapi menurut mama, pakaian seperti itu bukanlah pakaian yang tepat untukku di usia yang belum menginjak 17 tahun. Aku terus berusaha merayu mama, dan mama juga telah melihatku bepergian dengan kerudungku. Hingga akhirnya mama pun mengiyakan keputusanku, tapi dengan satu syarat.

"Berpakaianlah sesuai dengan usiamu."

https://msblume.tumblr.com/image/161081582868

Selasa, 23 Mei 2017

Hijrahku part2

Mama bukan orang yang mudah dirayu, entah harus bagaimana aku membujuk mama agar mengizinkanku berhijab. Aku sudah menunjukan bahwa aku bisa menjadi anak yang lebih baik lagi. Namun tetap saja mama tidak bergeming. Akhirnya aku memutuskan untuk berhijab meski belum mendapat restu dari mama.

"Kalau kamu mau seperti itu lebih baik kamu masuk pesantren ! Nggak usah kuliah !"

Dulu yang aku tahu bahwa pesantren itu tempat menitipkan anak-anak yang susah diatur, begitu juga menurut mamaku. Karena seperti itulah yang kami dengar dari orang. Makanya aku takut kalau mama mengancamku untuk memasukkan aku ke pesantren (Itu pemahaman yang keliru ya, karena minimnya pengetahuan).

"Kamu kalau berpakaian itu yang seumuran kamu, jangan seperti orang tua !"

Menurut mama kalau aku berhijab, pakai long dress, itu jadi seperti ibu-ibu, padahal saat itu aku masih kelas 3 SMA. Aku tetap berusaha bujuk mama. Tapi aku jadi makin sering diomeli, intinya mama tidak setuju, mama tidak suka. Aku mengalami dilema saat itu, di satu sisi ingin berhijab dengan betul, di sisi lain aku juga tidak ingin terus menerus diomeli mama.




Senin, 22 Mei 2017

Hijrahku

"Mau ngapain kamu pakai kerudung?"

"Kan hari jum'at ma, memang harus pakai kerudung ke sekolah."

Saat itu menurut mama lebih baik aku berhijab itu setelah menikah, dan sebelumnya aku juga punya pikiran yang sama. Sebetulnya ketika masih SMA, aku sudah punya keinginan untuk berhijab. Tapi di sisi lain aku masih belum siap, masih ingin menjadi remaja pada umumnya, yang 'biasa-biasa saja' terhadap agama.

Menurutku pada saat itu, perempuan berhijab harus betul-betul menjaga tindak-tanduknya, harus baik.....sekali, lebih baik daripada perempuan yang belum berhijab. Sampai suatu ketika ada yang berkata padaku.

"Sebagai muslim kita harus punya KTP."

"Aku kan belum 17 tahun."

"KTP kita sebagai muslimah apa?"

"Apa?"

"Hijab."

Jadi, agar kita sebagai muslimah bisa dikenali oleh Rasulullah SAW, kita harus menunjukan KTP kita sebagai muslimah, yaitu dengan hijab.

"Tapi kan, banyak perempuan yang sudah berhijab tapi prilakunya masih belum baik."

"Berhijab itu wajib bagi setiap muslimah yang sudah baligh."

"Aku nanti saja berhijabnya setelah menikah."

"Memangnya kamu tahu kapan kamu akan meninggal, apakah sempat menikah atau tidak?"

Kemudian aku tak bisa berkutik.

"Emmm.. Emmm.."

Setelah percakapan itu, aku minta izin pada mama untuk berhijab, dan jawabannya apa?

"Tidak"

Aku mulai merayu-rayu mama dengan menjadi anak yang lebih baik dari biasanya, seperti menjadi lebih rajin beres-beres rumah. Tapi jawabannya tetap saja?

"Tidak."

😔😔😔

Minggu, 21 Mei 2017

Kehilangan

Aku telah mendapatkan apa yang memang ditakdirkan untukku. Aku juga telah kehilangan apa yang memang tidak ditakdirkan untukku.

Tapi tunggu, sesungguhnya itu bukan kehilangan. Hanya saja sesuatu itu diletakkan pada tempatnya, ibarat potongan puzzle yang tidak bisa dipaksakan jika memang tidak pas.

Bukan kehilangan.
Itu memang bukan takdirku ^_^

Rabu, 17 Mei 2017

Benang Hitam dan Putih di Sepertiga Malam

Lagi-lagi, entah mengapa.. Di sepertiga malamlah begitu nyata kulihat perbedaan antara benang hitam dan putih.

Jika sepertiga malamku hilang, maka energi untuk melihat nyatanya benang hitam dan putih pun akan berkurang, entah mengapa..

Maka, sebisa mungkin aku tidak boleh kehilangan sepertiga malam. Jika kehilangannya, maka pengelihatanku akan kabur.

Mungkin ini salah satunya yang membuat sepertiga malam begitu spesial.

Ini ajaib, ini misteri, ini indah, dan ini membuatku harus berjuang.

Jumat, 21 April 2017

My Long Distance Friendship #2

Beyzaku sedikit tertutup, jadi aku hanya akan bercerita tentangnya melalui short posting saja. Ok, aku beritahu kenapa dia sedikit tertutup.

Pertama kali berkenalan dengan Beyza, sama sekali aku tak tahu wujudnya seperti apa. Foto profil instagram tak ada, bahkan aku juga tak diperkenankannya mengikuti akun instagramnya. Entah siapa dia itu, aku bertanya-tanya dan khawatir kala itu.

Ketika kami mulai berbicara di what's app, dia pun tak memasang foto di profilnya. Karena aku khawatir, maka aku minta padanya untuk melihatnya. Ya tentu saja aku khawatir, identitasnya belum aku tahu, apakah dia orang baik atau bukan.

Dengan ragu dia mengirim fotonya padaku. "I trust you" gitu katanya. Saat pertama kali aku lihat fotonya, warna rambutnya, aku teringat dengan seseorang yang pernah aku lihat sebelumnya. Seorang yang secara tidak sengaja aku lihat di... (Aku bingung menjelaskannya), apakah itu alam bawah sadar? Tapi aku sadar, apa itu imajinasi? Tapi aku tidak sedang berkhayal kala itu. Ok, apalah itu namanya. Jika kamu ingin lebih tahu lengkapnya, baca ceritaku yang sebelumnya berjudul 'Aku Melihatnya Sebelum Bertemu Dengannya'.

Kemudian Beyza beritahu aku mengapa tak ada fotonya di sosial media.

"Aku belum berhijab, maka aku harus berhati-hati dan tidak sembarangan mengirim fotoku."

Oh.. Begitu..
Kami berbicara panjang lebar, menurutnya tak baik jika foto dirinya bertebaran di sosial media, dipandangi oleh orang asing atau laki-laki. Itu berbahaya. Hmmm.. Apa kabar diriku ya? Sebetulnya aku merasa malu saat dia berkata begitu. Dia belum berhijab, tapi sebegitu menjaga dirinya. Sementara aku? Sebelumnya aku dengan santai upload fotoku di sana dan di sini. Ok, aku harus belajar darinya dalam hal ini.

"Aku ingin berhijab, tapi ibuku tidak suka, ia sangat melarangku" ucap Beyza.

Aku tidak heran mendengarnya. Sebab dulu pun aku begitu. Dulu ibuku melarangku berhijab, itu karena ketidaktahuannya. Saat ini, posisi Beyza mirip seperti posisiku yang dulu.

:photo was taken by her

Rabu, 05 April 2017

Elusan Mama Membawa Berkah

Judulnya dramatis banget ya? Hahaha😂. Tapi kadang hidup memang sedrama itu.

"Ma, Vita berangkat, doain ya."

"Iya" ngelus kepala, terus sambil lewat mama bilang "semoga diterima ya."

Kepala aku langsung nengok ke arah mama, dan mama berlalu ke kamarnya. Pas aku nengok, pas banget kaca.

"apa? Barusan kepala aku dielus, DIELUS loh !" Sambil ngaca.

Mata aku berkaca-kaca dong ! (di depannya memang ada kaca).

Mungkin terkahir kali kepala aku dielus mama itu waktu aku kecil. Hari ini, bener-bener luar biasa masya Allah. Setelah penolakan-penolakan itu, ternyata aku dihadiahi elusan mama oleh Allah ^_^

Elusan mama membawa berkah, coba tebak hadiah apa lagi yang Allah kasih setelah itu? ^_^

Picture Source:fr.123rf.com

Kami Tidak Sempurna

Kadang aku pikir Beyza itu keras kepala.

Kadang Beyza juga berpikir bahwa aku ini tidak bisa mengerti dia.

Kadang kami merasa kesal terhadap satu sama lain, dan sedikit membuat jarak.

Ego kami terlalu besar.

Tapi kami adalah teman. Membuat jarak bukan berarti kami meninggalkan satu sama lain. Kami hanya perlu waktu untuk mengerti bahwa kami berdua tidak sempurna.

Kami sadar bahwa tak mungkin untuk memaksa satu sama lain menjadi seperti yang diinginkan. Kami berbeda.

Justru dengan perbedaan itu kami bisa saling melengkapi.

Aku menyayangi Beyza meski kami belum pernah berjumpa secara langsung.

Saat ini tanganku memang belum bisa menjangkau tangannya.

Tapi doaku dekat bersamanya insya Allah.

Sekesal-kesalnya kami terhadap satu sama lain, nyatanya kami tetap saling rindu. Teman memang selalu begitu ^_^

Sesungguhnya kami bukan sekadar teman. Kami adalah saudara ^_^

Aku menyayangimu karena Allah Beyza.

Minggu, 02 April 2017

Kecewa

Kamu hanya manusia biasa, sebagaimana aku pun hanya manusia biasa.

Terlalu sering dikecewakan manusia, manusia terlalu sering mengecewakan.

Aku pun demikian, mungkin aku juga sudah sering mengecewakan orang lain tanpa aku sadari. Manusia tempatnya salah, tempatnya khilaf, maksudnya manusia pasti pernah berbuat salah.

Tapi akan buruk akibatnya jika manusia terus menerus berbuat salah, padahal dia sudah tahu bahwa perbuatan itu salah.

Rasanya tak enak memang bila disebut salah. Tapi ada masanya kita harus mengakui bahwa kita bersalah, dan berusaha untuk memperbaiki diri.

Aku hanya manusia biasa, kadang pun merasa kecewa. Tapi kembali harus ku ingat, Allah satu-satunya tempat aku bergantung, dan berharap. Hanya Allah.

Kamu manusia biasa, sebagaimana aku pun manusia biasa. Semoga kita bisa menjadi hamba yang lebih baik lagi ^_^

Picture source: henorwofegbe.wordpress.com

Kamis, 23 Maret 2017

My Long Distance Friendship #1

I began to think that the view about that girl was only an imagination. Then, I continued my life as usual. But, I always interest to have friend from another country. Friend who sincerely wants to be my friend. I tried to find a friend like that on social media, but it wasn't easy, I found some girls who didn't interest to be a friend with a girl (me), I don't know exactly why? Maybe boy is more interesting or, I don't know.

But at one time, I found a girl, I forgot where she was from (country),and I thought she interested to be my friend, and she was such a cool friend. But then I knew if she was a lesbian. I was so afraid. I told her that I am normal, but she wanted to make me same as her, lesbian. I blocked her. Yes, I had to block her exactly. So many fake people on internet, they pretend to be good, and hide their another face at the back. So, I have to be careful, and you too guys.

I tried to find my sincere friend on instagram, there are some Instagrams that facilitate us to find penpal. I hoped that I could find the sincere one. There were some people who promoted their selves for example "Hi, I'm Anna, 12 y.o. from Canada, and I'm looking for penpal all around the world, DM me you interest." At that time, I didn't know yet what is DM? Hahaha😂 so, I just left comment there, like "Hi, I am Vita from Indonesia." After that, I forgot if I've left comment there, hahaha😂. 

Maybe few weeks after I left comment there, I realized that someone has sent message to my Instagram. I read it so late.

"Esselamualeykum Vita😊 i found you from "findpenpals" instagram account. Are you still looking for a penfriend?😊

I haven't got a photo on there, don't worry, I'm 19 years old girl. I'm Muslim🌸❤

I'm Beyza🐰🌸"

Then I replied

"Wa'alaikumsalam Beyza.. ^_^ I am sorry, I already read your message. Yes, I am still looking for penfriend ^_^ would you be my penfriend?"

Wowwww.. Someone texted me, a girl from Turkey, but she didn't have any photo on her profile picture, and her Instagram was private (locked). I couldn't see anything, she didn't accept me to follow her Instagram account. Why ?

To be continued..

Senin, 13 Maret 2017

My Long Distance Friendship #prologue

One day (the end of 2015), in the living room of my house, I was talking about Turkey scholarship with my mother. But suddenly, I saw the back of a girl, and her long hair with different hair color (it is different with Indonesian hair color). She was in a place, I didn't know exactly where it was, but my hunch said that it was a place in Turkey. I saw her with my own eyes, but those eyes were different. Because in the reality, I was in the living room with my mother, but at the same time I saw her in a place (outdoor). OK, maybe that was just my feeling.

I hoped that I can study in Turkey, and have a Turkish best friend, a girl who loves me like she loves her own sister, and so do I. I prayed for that in my Salah. Because I was afraid if I should live far away from my family in long time, although it is still in the same world globe.

So, I guessed that the view about the girl I've seen was the view about my future best friend. Would I get the Turkey scholarship? But actually, I wasn't 100% sure about getting that scholarship. I felt 50% wanted to get that scholarship, and 50% afraid of living far away from my family. One of my best friend here, in Indonesia, dreamed about me, she told me that she saw me got the Ticket to Turkey, and I thought that I would truly get that scholarship then fly to Turkey.

Finally, unfortunately, it was just a dream. I couldn't get that scholarship. Actually I feel so bad for telling about my failure. But people said that failure is the delayed success, so I'll be success in future insha Allah. I wish it won't be delayed for so long 😂. After that, I began to think that the view about that girl was only an imagination 😔

(That was my story in the end of 2015-2016. But, you know what ! Now I know the girl that I've seen ! She is real ! She truly came into my life !)

To be continued..

Senin, 06 Maret 2017

I Need You

Salah satu hal tergalau menurutku adalah ketika aku nggak bisa sholat, karena sedang menstruasi tentunya. Apa lagi kalau di saat seperti itu malah datang permasalahan yang sungguh mengguncang hati ini #lebay

Tapi sungguh ! Ndak kuat aku tanpa Allah #sedih . Bagiku Allah adalah tempat mengadukan segala suka dan duka, dan ketika sholat itu aku bisa tenang. Bayangin deh, awalnya kena air wudhu, uuuuhhh #segar Abis itu siap-siap deh untuk sholat, dan #moment paling #wow itu ketika sujud.

Katanya pas lagi sujud itu adalah salah satu saat kita paling deket sama Allah, uuuhhh #romantis Jadi pengen cepet-cepet selesai menstruasi. Tapi.. Sebetulnya saat menstruasi itu kita masih bisa berzikir mengingat Allah loh.. Tapi tetep aja #kangen sholat.

Ya ampun, dibikin kangen gini sama Allah. Pokoknya Dia itu #super banget. Dia siapa? Allah lah tentunya #senyum Aku sungguh nggak bisa bayangin hidup tanpa Dia.. Nggak mau.. #nangis Pokoknya harus ada Allah, selalu, titik.

Aku rasa yang rasain hal ini bukan cuma aku. Tapi kamu-kamu yang di sana juga. Yu mari kita beromantis ria sama Allah ^_^ uuuuhhh so #sweet

Rabu, 08 Februari 2017

Doa Tanda Cinta

Diam-diam aku mendoakanmu, diam-diam kamu ada dalam doaku 💕. Aku rasa hadiah terbaik untukmu adalah doa, ketika namamu kusebut di hadapan Tuhan seluruh alam, di dalam keheningan sujud, dan di atas tengadah tanganku yang memohon padaNya.

Dari Abu Ad-Darda’  dia berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلٍ

“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.” (HR. Muslim no. 4912)

وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

“Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.” (QS. Muhammad: 19)

Apalah arti seribu kata cinta, jutaan kata sayang, dan kumpulan kata manis lainnya tanpa sebuah doa untukmu. Aku menyayangimu maka aku mendoakanmu, aku menginginkan kebaikan untukmu maka aku mendoakanmu, dan bahkan jika engkau membenciku tetap kudoakan kebaikan untukmu. Karena hakikatnya doaku untukmu adalah doaku untuk diriku sendiri.

Bagiku doa adalah salah satu hal teromantis yang pernah ada, mari kita saling mendoakan kawan ^_^

Rabu, 01 Februari 2017

Jalan hidup kita di masa depan siapa yang tahu?

Seperti aku yang sebelumnya juga tak tahu bahwa aku akan bertemu dengan mereka, yaitu adik-adik remaja yang belajar di Terminal Hujan. Aku mengenal mereka di masa transisi mereka, di mana mereka mulai sangat peka dengan perasaan. Awal mula aku masuk kelas mereka, sukses sekali aku menjadi kerupuk melempem, yah tahu lah bagaimana rasanya kerupuk melempem. Hahaha😂

Meski begitu aku tetap berusaha untuk mencairkan suasana, dan mencoba membuat mereka merasa nyaman untuk berbagi cerita denganku. Tapi apalah aku dibandingkan dengan seorang kakak yang memang sudah lebih dulu mengajar mereka. Kepercayaan memang sangat penting bagi remaja seperti mereka. Jangankan mereka, aku pun demikian. Jadi aku mengerti mengapa mereka lebih nyaman dengan kakak yang memang sudah mengajar mereka lebih dulu. 

Tapi ternyata ini bukan soal siapa yang lebih dulu mengajar, ini soal bagaimana ia bersikap terhadap adik-adik di Terminal Hujan. Caranya memperlakukan adik-adik di sana, seperti ia memperlakukan adik-adiknya. Dari situlah aku belajar. Pelan-pelan aku mulai menyesuaikan diri dengan adik-adik, mencoba memahami kondisi mereka yang berbeda dengan kondisiku, mencoba menjadi pendengar yang baik padahal biasanya aku lebih suka didengarkan daripada mendengarkan, dan mencoba untuk menyayangi mereka meskipun kami tidak sedarah. Karena sesungguhnya kita ini saudara, saudara karena Allah. Alangkah bahagianya saling menyayangi karena Allah ^_^

Perlahan-lahan aku menikmati semuanya, ketika mereka sibuk sendiri, ketika mereka ribut sekali, ketika mereka menanyakan hal yang membuatku geli, dan ketika kami sama-sama menikmati proses belajar mengajar. Ini semua adalah proses, pernah juga aku merasa sedih ketika apa yang aku harapkan dalam proses belajar mengajar belum tercapai. Jalani saja, aku pun pernah berada di usia mereka, pelan-pelan insya Allah mereka akan mengerti, sebagai mana sekarang aku pun mengerti ^_^

Alhamdulillah Allah memberiku kesempatan belajar dari adik-adik, dan kakak-kakak pengajar di Terminal Hujan. Bukan rencanaku untuk jadi bagian dari mereka, ini jalan Allah. Seorang yang kurang peka sepertiku, Allah tunjukan jalan untuk belajar peka, dan peduli terhadap orang lain.

Jalan hidup kita di masa depan siapa yang tahu? 

Ketika Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan berarti Allah sudah menyiapkan yang lebih baik dari apa yang kita inginkan. Pasti Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita karena Allah menyayangi kita. Kalau kita mencoba membaca terjemahan al-qur'an, kita akan menemukan betapa Allah selalu mengingatkan kita agar kita selamat, agar kita tidak salah jalan. 

Kasih sayang Allah terhadap kita melebihi kasih sayang ibu kandung kita sendiri. 

Ketika ibu kita tidak memberikan permen kepada kita meski kita sudah merengek-rengek bukan berarti ibu kita tidak sayang pada kita.. Justru karena ia sayang pada kita.. Ia tidak ingin kita terlalu banyak makan permen, bisa sakit gigi.. Atau gigi kita lama-lama bisa berlubang..

Allah sayang pada kita.. Yakinlah.. ^_^

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Tetap selalu berusaha dengan cara yang baik, dan memilih jalan yang baik agar kita selamat ^_^

Ikhlas karena Allah

Kadang kita merasa sudah cukup baik sebagai manusia sehingga kita pikir bahwa tak sepantasnya kita diperlakukan buruk oleh orang lain.

Padahal kita mah apa atuh.. Diberi kesempatan berbuat baik oleh Allah juga sudah alhamdulillah, buat nambah pahala. Tapi.. Kita malah perhitungan 😔

Tanpa kita sadari kita berbuat baik agar orang lain juga berbuat baik pada kita..

Tanpa kita sadari kita berbuat baik karena orang lain baik pada kita..

Kita lupa bahwa seharusnya perbuatan baik kita itu diniatkan untuk Allah saja.

Kita berbuat baik karena Allah yang menyuruh kita berbuat baik..

Kita berbuat baik agar Allah ridho terhadap kita, dan agar Allah sayang pada kita sehingga Ia tidak akan membiarkan kita disentuh oleh api neraka.

Jadi apapun balasannya dari manusia, entah itu dibalas sama baiknya, kurang baik, atau malah lebih baik kita pasrahkan pada Allah.

Da kita mah apa atuh.. Allah ridho saja sudah senang. Kalau Allah tidak ridho ya pupus sudah.. 😢