Cerita Hijrahku itu bukan kebetulan. Gimana itu bisa kebetulan? Sekarang aku dikaruniai sahabat, yang pada saat ini berada di fase yang mirip sama aku dulu waktu hijrah. Itu semua terjadi atas izin Allah. Dia Beyza, perempuan Turki yang meskipun ibunya belum setuju dia berhijab, dia memutuskan untuk berhijab. Sayang banget deh aku sama dia, sayaaaanggg bangeeettt, meskipun kita belum pernah ketemu secara langsung, ngobrolnya baru di WA saja.
Aku ngerti gimana perasaan dia dalam hal ini, karena aku ngalamin, dan aku bisa dengan percaya diri bilang ke dia "ini hanya tes dari Allah, kamu pasti mampu." Dia pernah sedih waktu aku update foto aku sama mama berdua, dan kami sama-sama berhijab. Dia ingin seperti itu dengan ibunya. Insya Allah ibunya Beyza juga akan berhijab nantinya, aamiin. Ini adalah proses untuk mendekat pada Allah.
Sediiiihhhh.. Banget rasanya ketika dia sangat membutuhkan sahabat di sisinya tapi aku nggak bisa ada di sisinya, misalnya untuk meluk dia. Hanya bisa kirim doa buat dia.
Sejak awal aku dekat dengan Beyza karena kami punya ketertarikan yang sama dalam Islam. Kalau aku salah, dia nggak segan ngingetin aku. Alhamdulillah dikaruniai sahabat seperti Beyza, yang walaupun kita belum pernah ketemu sama sekali, tapi dia mau bertahan jadi sahabat aku.
Aku harap suatu hari nanti kami bisa bertemu langsung, saling berpelukan melepas rindu pada satu sama lain. Ya Allah.. Sayang Beyza banget..
Buat sahabat aku yang lain, aku sayang kalian juga. Tapi ini topiknya lagi bahas hijrah, jadi Beyza yang aku sebut, hehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar