"Vita boleh pulang tapi pakaiannya jangan yang polos seperti itu."
Mama berkomunikasi lewat SMS dengan Lingga dan teh Diani, bernegosiasi soal pakaianku. Mama memintaku pulang lewat mereka dengan syarat kedepannya pakaianku kurang lebihnya harus bermotif.
Pulang.. Pulang.. Yeayyy!
Alhamdulillah 😊
Ternyata aku tidak jadi dihapus dari daftar anak mama. Kemudian uang dari Omku yang rencananya akan kubelikan mesin press plastik dan keripik/snack aku gunakan sebagian untuk membeli oleh-oleh untuk mama dan adik lelakiku yang kecil. Aku belikan mainan untuk adikku, dan buah kurma untuk mama. Aaahhh.. Kangen mama dan adik..
Sesampainya aku di rumah, aku mengucap salam dan tentunya adik kecilku menyambutku dengan riang. Sedangkan mama hanya di dalam kamar. Aku berjalan masuk ke kamar mama.
"Ma, ini oleh-oleh buat mama."
"Taruh saja."
Terlihat mata mama sembab tapi mama berusaha menyembunyikannya. Sepertinya selama aku tidak di rumah mama terus menangisiku. Aku tidak tega melihatnya. Tapi alhamdulillah aku sudah pulang.
Aku sayang mama, biar bagaimanapun aku sayang mama.
Hari-hari berikutnya aku dan mama mencoba bersikap seolah tidak pernah terjadi apapun. Tapi mama masih sering mengomentari soal pakaianku. Sering sekali.
Oh ya, kalian tahu di mana mama sembunyikan dua pakaianku yang sebelumnya aku cari ke sana kemari tidak ketemu, yang warnanya ungu dan hitam?
Di dalam jok motor, dan motornya mama kendarai pergi 😱Pantas saja waktu itu aku cari kemanapun di dalam rumah tidak ketemu! Hahaha 😂 Mamaku idenya luar biasa 😂
Aku sendiri yang kemudian mengeluarkan kedua pakaian itu dari dalam jok motor, dengan perasaan "owalaaaahh.. Di sini rupanya." 😰😛
Antara lucu, dan apa ya? 😅😄
Tidak ada komentar:
Posting Komentar