Minggu, 04 Juni 2017

Hijrahku Part 12

Dulu aku bertanya-tanya, kok bisa ya orang dzikir sampai beribu-ribu (ngucapinnya), apa nggak capek?

***

Di saat dompetku makin tipis, dan hasil jualan keripik aku rasa belum bisa mencukupi yang aku butuhkan, aku mulai cari cara supaya bisa dapat uang tambahan.

Ada seorang temanku yang hobi mengoleksi buku. Nah, aku mulai tawarkan dia judul-judul buku. Caranya, aku datang dulu ke toko buku yang ada di sebelah Terminal Baranangsiang. Terus aku kasih tahu ke temanku itu via telepon, aku sebutkan satu-satu judul buku yang menurutku menarik.

Alhamdulillah, temanku berminat. Dia membeli beberapa buku lewat aku. Alhamdulillah banget, banget, banget. Bagaikan lagi di tengah gurun pasir, terus nemu air dan diminum. Segeerrrrr bangeeettt..

Dari situ aku pulang naik angkot. Aku senyum-senyum sendiri, sambil lihat ke jendela,  sambil dzikir "alhamdulilah, alhamdulillah, alhamdulillah"

Alhamdulillah-nya berasa banget. Jadi sebelumnya aku udah bingung, mau dapet uang dari mana? Tapi kemudian Allah kasih jalan buat aku untuk dapat uang. Allah nggak biarin dompet aku sampe kosong, Allah cukupkan kebutuhan aku. Betapa pertolongan Allah itu dekat. So sweet pokoknya.

Dari situ aku baru memahami makna alhamdulillah itu, makna dari rasa syukur itu. Aku rasain yang namanya betul-betul berterima kasih ke Allah. Jadi aku tahu jawabannya, kalau ada orang yang dzikir bisa sampai beribu-ribu apa nggak capek?  Jawabannya, sama sekali enggak. Makin diucapkan makin bahagia. Karena menurutku dzikir adalah salah satu ungkapan syukur pada Allah, dan rasa syukur itu nggak ada habisnya, karena nikmat dari Allah tiada terhingga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar