Senin, 05 Juni 2017

Hijrahku Part 13

"Kayanya Vita tu ikut aliran itu tuh, kaya si itu, dan sebagainya, dan sebagainya."

Atas izin Allah, ada seorang yang datang ngomporin alias manas-manasin mama. Orang itu terus dan terus, nggak tahu kenapa nggak capek, memberitahu tentang prasangkanya tentang aku pada mama. Prasangka yang 100% salah. Padahal dia baru datang, nggak tahu apa-apa, dan nggak nanya apa-apa ke aku sama sekali.

Dia dan mama di ruang tengah, sedangkan aku di dalam kamar. Mendengar semua percakapan itu. Aku meremas kerudung yang aku kenakan, sambil menangis.

'Kenapa sih kayak gini? Aku cuma mau pakai hijab dengan baik, kenapa sih diginiin? Orang tua lain dukung anaknya yang mau berhijab, kenapa aku diginiin?'

Sejak awal memang mama belum setuju aku berbaju longgar, ditambah dengan ini, semuanya jadi runyam. Mama nggak mau dengar aku. Bagi mama, aku adalah korban pencucian otak seperti yang sering diberitakan di televisi kala itu.

Rasanya marah sekali dituduh seperti itu, sedih sekali kenapa harus serumit ini. Tapi aku ingat , aku nggak boleh melawan mama. Aku harus bertahan tanpa perlawanan. Bukannya aku nggak menjelaskan apapun. Sudah aku jelaskan pada mama.. Tapi kalau mama sudah bilang A ya A, nggak bisa B.

Malam itu, saat dia yang mengompori mama datang, itu adalah malam puncak. Bagaikan puncak gunung yang akan meletus. Ya, meletus!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar