"Mana HP kamu? sini!"
"Mana teman kamu yang bikin kamu jadi kayak gini?!"
"Teman Vita nggak salah apa-apa Ma.."
Mama memaksaku untuk menyerahkan HP ku. Sementara aku sembunyikan tanganku yang sedang menggenggam HP ke dalam kerudungku, sebisa mungkin aku berusaha agar mama tidak mengambil HP ku. Sungguh sejak awal, keputusan berhijab longgar itu bukan karena seseorang, aku tak mau ada yang disalahkan.
Aku menangis dan terus menangis saat mama berusaha mengambil HP dari tanganku. Kemudian adik lelakiku yang paling kecil ikut menangis dan menarik-narik lengan mama agar tidak terus memaksaku, dan akhirnya mama berhenti. Terima kasih adikku. Saat itu adikku masih kecil, dan dia baru bisa berjalan.
Setelah itu aku menutup pintu kamarku, dan duduk di balik pintunya. Aku duduk tepat di balik pintu, menahan agar mama tidak memaksa masuk. Karena pintunya memang tidak bisa dikunci.
Mama mengomel dari luar, aku dicap anak durhaka oleh mama. Saat itu ada rasa khawatir, bagaimana kalau sampai aku menjadi seperti tokoh Malin Kundang? Tidak-tidak, aku seperti ini bukan dalam rangka bermaksiat, jadi aku yakin Allah melindungiku.
"Kalau kamu tetap mau kayak gitu, kamu angkat kaki dari rumah, nggak papa mama nggak punya anak kayak kamu."
Kurang lebih seperti itulah ucapan mama. Kemudian mama berangkat, dan di rumah hanya ada aku.
Aku tetap akan seperti ini, berarti aku harus angkat kaki. Baiklah, dengan berat hati. Kemudian aku mencari dua bajuku yang ada di jemuran (warna ungu dan hitam), satunya lagi yang warna cream ada di ember cucian.
"Dimana bajuku? Kok nggak ada di jemuran?" Aku cari ke sana-ke mari di dalam rumah, nihil.
"Dimana bajuku? Aku mulai panik.
Kemudian aku mencari-cari bajuku yang warna cream. Ternyata masih ada di dalam ember cucian. Berarti kedua bajuku tadi diambil mama. Biarlah, aku pakai satu baju ini saja. Cuci pakai, cuci pakai.
Aku mengemasi barang-barangku. Laptop aku tinggalkan, karena merasa malu. Laptop itu dibelikan orang tua, tidak pantas aku bawa pergi. Selebihnya tas-tasku penuh dengan buku. Sebetulnya buku juga dibelikan orang tua, tapi ya sudahlah.
Aku membawa beberapa tas, kesusahan dalam perjalanan karena terlalu berat. Tapi aku berusaha agar mampu membawa semua itu. Aku harus kuat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar