Minggu, 24 Desember 2017

Selamat Tambah Tua Mamaku Sayang

Semakin tua semakin cantik, itulah mamaku. Mungkin kalian juga berkata demikian terhadap ibu kalian masing-masing :)

Bagiku mama adalah sahabatku, yang seiring berjalannya waktu sudah kurang pas lagi jika disebut sebagai sahabat. Karena kalau dengan sahabat kita bebas menceritakan keluh kesah kita, kebahagiaan, ataupun ketika kita jatuh cinta, eyaaa :p

Dulu ya seperti itu, cerita segalanya pada mama. Kalau sekarang, misalnya aku berkeluh kesah pada mama, justru itu akan menambah rentetan panjang 'permasalahan' yang harus diselesaikan oleh mama. Ya, itu malah jadi beban pikiran mama. Tahu sendiri kan kalau ibu-ibu lagi banyak pikiran? Semuanya kena, hehehe

Jadi di usia mama yang sudah menginjak kepala empat, dan di usiaku yang menginjak kepala dua, aku harus pandai memilah mana yang perlu disampaikan, dan mana yang tidak. Agar harmonisasi antara ibu dan anak dapat berjalan dengan baik. Bahasanya yaaa harmonisasi, wkwkwk :D

Ya bagaimana tidak? Contohnya saja, ketika aku bercerita tentang teman-temanku yang satu demi satu menikah, menemukan cinta sejatinya, hal itu bisa membuat mama khawatir, dan berujung ngomel, ekekekek (ketawa tengil).

"Kamu kenapa waktu itu nggak mau dikenalin sama itu?" 

"Kamu kenapa begini, kamu kenapa begitu?"

Nah loh, kan niatnya hanya update cerita tentang teman-temanku. Malah jadi ke mana-mana kan :D

"Santai aja ma.. Kata temen-temen, aku masih muda kok.. Nggak usah buru-buru.. "

Padahal dalam hati 'Jodohku, kamu di mana?' wkwkwk

Yah, begono.. Jadi ada masanya antara mama dan aku seperti sahabat, dan ada masanya pula ya antara mama dan aku betul-betul seperti ibu dan anak. Kan katanya semakin bertambahnya usia orang tua kita, mereka akan semakin 'seperti anak kecil'.

Nah, di sini aku menyadari bahwa ini saatnya buat aku mengerti mama. Selama ini mama udah sabar merawat dan mendidik aku dengan caranya, dengan segala keterbatasannya. Sekarang giliran aku yang mengerti mama, meski apapun yang aku lakukan tidak akan bisa membalas kebaikan mama. Tapi semoga Allah balas mama dengan surga.

Aku belum jadi anak yang bisa dibanggakan oleh mama. Tapi insya Allah aku berusaha. Meski mungkin kelihatannya seperti yang belum berusaha, mungkin.

Kalau aku mulai merasa sebal ketika diomeli mama, aku ingat lagi betapa sedihnya aku ketika mama sakit, betapa aku takut kehilangan mama. Sampai saat itu aku berpikir, kalau boleh memilih, daripada mama yang pergi, lebih baik aku pergi :(

Sekarang aku lebih berusaha menghargai waktu-waktu bersama mama. Aku masih sama, kalau boleh memilih lebih baik aku saja yang pergi, jangan mama. Sesuatu itu akan terasa berharga ketika kamu kehilangannya. Aku tidak mau seperti itu, sungguh.

Mama pernah bertanya padaku ketika kami sedang mengobrol santai.

"Kamu kapan (nikah)?“

“Kenapa gitu, ma?“

“Mama pengen hajat."

"Owalah.. Karena itu tooo.. Ya ampun mama.. Hahaha "

Hadiah buat mama masih on the way ya Insya Allah.. Jodohnya masih memantaskan diri untuk berjumpa mama, untuk meminta aku tentunya :)
Jodoh terbaik di antara yang terbaik, yang terbaik menurut Allah, menurutku, dan menurut mama insya Allah :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar