Apakah cinta itu berarti menggenggam tanganmu?
"Sesungguhnya ditusuknya kepala salah seorang diantara kamu dengan jarum besi itu lebih baik daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”(HR. Thabrani dan Baihaqi)
“Demi Allah, tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun dalam keadaan membai’at. Beliau tidak memba’iat mereka kecuali dengan mangatakan: “Saya ba’iat kalian”.(HR Bukhori:4891)
“Lebih baik bagi salah satu dari kalian memegang bara api yang panas dari pada menyentuh wanita yang bukan mahram.” (HR. Sahihain)
Lalu, apakah jika aku menahan diriku dari menggenggam bahkan menyentuh tanganmu lantas kau katakan aku tidak mencintaimu?
Kemudian kau cari atau mempersilahkan dia yang bisa memberimu itu?
Apakah cinta itu berarti memandangmu lamat-lamat jauh ke dalam matamu?
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya. yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakan perhiasannya/auratnya kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya.” (Qs.An-nur:30-31)
Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Ali, janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan berikutnya. Untukmu pandangan pertama, tetapi bukan untuk berikutnya." (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Hakim sesuai dengan syarat Muslim).
“Pandangan merupakan anak panah beracun dari anak-anak panah iblis. Maka barang siapa yang menahan pandangannya dari kecantikan seorang wanita karena Allah, niscaya Allah akan mewariskan rasa manis dalam hatinya sampai hari pertemuan dengan-Nya.”
(HR Al-Hakim dalam Al-Mustadrak,V:313; Al-Qudha’i dalam Musnad Asy-Syihab, no. 292; dan Ibnul Jauzi dalam Dzammul Hawa, hlm.13; dari Hudzaifah radhiallahu ‘anhu. Juga diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Kabir, no. 10362 dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu. Diriwayatkan pula oleh Ibnul Jauzi dalam Dzammul Hawa, hlm. 140 dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu)
Masihkah kau sangka aku tidak mencintaimu?
Lalu, apakah kamu mencintai dirimu sendiri dengan mempersilahkan dia melakukannya?
Apa arti cinta itu?
Sesungguhnya apa arti cinta itu?
Apakah berharap agar Allah menyayangimu itu tidak bisa disebut sebagai cinta?
Apakah ingin membersamaimu hanya dalam kebaikan itu tidak bisa disebut cinta?
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”.(QS. Al-Isra : 32)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar