Selasa, 30 Mei 2017

Hijrahku Part 7

Hari demi hari aku menunggu kabar darinya. Sebelumnya, dia sempat mengabariku sekali, saat dia sedang bersama keponakannya di sana. Setelah itu tak ada kabar.

Itu sudah cukup lama, dan aku pikir lebih baik aku mencoba untuk menghubunginya. Aku mengirim sebuah SMS, menanyakan apakah dia sudah di Indonesia atau belum. Ternyata dia sudah di Indonesia, ini jawabannya

'Saya sudah bertunangan, Vita. Kamu akan mendapatkan lelaki yang lebih baik.'

Tiba-tiba saja sendi-sendiku terasa lemas.

'Ya, saya akan mendapatkan lelaki yang lebih baik.'

Dengan percaya diri aku menjawab demikian. Tapi sayangnya itu hanya pura-pura. Aku berpura-pura baik-baik saja, berpura-pura tidak merasakan apapun. Padahal saat itu aku membayangkan bagaimana dia bisa bertunangan di saat aku sedang menunggu kabar darinya? Dan mengapa setelah itu dia membiarkan aku menunggu? Seharusnya dia katakan yang sebenarnya tanpa perlu aku yang bertanya. Mengapa setega itu?

Sebagian besar waktu di hari itu aku habiskan untuk menangis. Aku rasa perempuan lainnya juga akan merasa sedih jika mengalami hal yang sama.

Lelaki bermata coklat, yang kedatangannya penuh kejutan, dan kepergiannya pun penuh kejutan.

Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang, maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah halangi kamu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya.”

-Imam Syafi’i

 "Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS. Al-Insyirah: 8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar