Rabu, 01 Februari 2017

Jalan hidup kita di masa depan siapa yang tahu?

Seperti aku yang sebelumnya juga tak tahu bahwa aku akan bertemu dengan mereka, yaitu adik-adik remaja yang belajar di Terminal Hujan. Aku mengenal mereka di masa transisi mereka, di mana mereka mulai sangat peka dengan perasaan. Awal mula aku masuk kelas mereka, sukses sekali aku menjadi kerupuk melempem, yah tahu lah bagaimana rasanya kerupuk melempem. Hahaha😂

Meski begitu aku tetap berusaha untuk mencairkan suasana, dan mencoba membuat mereka merasa nyaman untuk berbagi cerita denganku. Tapi apalah aku dibandingkan dengan seorang kakak yang memang sudah lebih dulu mengajar mereka. Kepercayaan memang sangat penting bagi remaja seperti mereka. Jangankan mereka, aku pun demikian. Jadi aku mengerti mengapa mereka lebih nyaman dengan kakak yang memang sudah mengajar mereka lebih dulu. 

Tapi ternyata ini bukan soal siapa yang lebih dulu mengajar, ini soal bagaimana ia bersikap terhadap adik-adik di Terminal Hujan. Caranya memperlakukan adik-adik di sana, seperti ia memperlakukan adik-adiknya. Dari situlah aku belajar. Pelan-pelan aku mulai menyesuaikan diri dengan adik-adik, mencoba memahami kondisi mereka yang berbeda dengan kondisiku, mencoba menjadi pendengar yang baik padahal biasanya aku lebih suka didengarkan daripada mendengarkan, dan mencoba untuk menyayangi mereka meskipun kami tidak sedarah. Karena sesungguhnya kita ini saudara, saudara karena Allah. Alangkah bahagianya saling menyayangi karena Allah ^_^

Perlahan-lahan aku menikmati semuanya, ketika mereka sibuk sendiri, ketika mereka ribut sekali, ketika mereka menanyakan hal yang membuatku geli, dan ketika kami sama-sama menikmati proses belajar mengajar. Ini semua adalah proses, pernah juga aku merasa sedih ketika apa yang aku harapkan dalam proses belajar mengajar belum tercapai. Jalani saja, aku pun pernah berada di usia mereka, pelan-pelan insya Allah mereka akan mengerti, sebagai mana sekarang aku pun mengerti ^_^

Alhamdulillah Allah memberiku kesempatan belajar dari adik-adik, dan kakak-kakak pengajar di Terminal Hujan. Bukan rencanaku untuk jadi bagian dari mereka, ini jalan Allah. Seorang yang kurang peka sepertiku, Allah tunjukan jalan untuk belajar peka, dan peduli terhadap orang lain.

Jalan hidup kita di masa depan siapa yang tahu? 

Ketika Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan berarti Allah sudah menyiapkan yang lebih baik dari apa yang kita inginkan. Pasti Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita karena Allah menyayangi kita. Kalau kita mencoba membaca terjemahan al-qur'an, kita akan menemukan betapa Allah selalu mengingatkan kita agar kita selamat, agar kita tidak salah jalan. 

Kasih sayang Allah terhadap kita melebihi kasih sayang ibu kandung kita sendiri. 

Ketika ibu kita tidak memberikan permen kepada kita meski kita sudah merengek-rengek bukan berarti ibu kita tidak sayang pada kita.. Justru karena ia sayang pada kita.. Ia tidak ingin kita terlalu banyak makan permen, bisa sakit gigi.. Atau gigi kita lama-lama bisa berlubang..

Allah sayang pada kita.. Yakinlah.. ^_^

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Tetap selalu berusaha dengan cara yang baik, dan memilih jalan yang baik agar kita selamat ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar