Selasa, 17 Desember 2019

I was Depressed

That was my day. I was depressed. Tapi nggak ada yg tahu. Buat apa orang tahu? Memang mau bantu? Atau cuma mau bilang kasihan? Nggak perlu. Toh aku udah cukup mengasihani diriku sendiri. Atau mau jadiin aku bahan gosip? Hello.. Km juga adalah bahan gosip. Lalu, mau saling gosipin? Ih, ogah amat. 

That was my day. I was depressed. Aku nggak bisa tolong orang lain. Aku sibuk dengan diriku sendiri. Menyalahkan seorang yg biasa kupangil aku atau gue. Padahal semuanya bukan akibat dari ulahku. Tapi aku pikir, aku pantas merasakan sakit secara fisik. 

That was my day. I was depressed. Aku berteriak sekeras mungkin, sampai urat leherku bengkak. Tapi, siapa juga mau dengar. Aku hanya berteriak dalam bantal 

That was my day. I was depressed. Aku benturkan kepalaku ke lemari sambil menangis. Menyalahkan diri sendiri. Padahal itu bukan ulahku. Tapi aku pikir, aku pantas merasakan sakit secara fisik. 

That was my day. I was depressed. Aku ambil pisau di dapur, aku sayat-sayat tanganku. Tidak terasa perih, dan tidak ada darah yg mengalir. Pisaunya tumpul. 

That was my day. I was depressed. Aku tidak berpikir untuk mengakhiri hidupku. Aku hanya berpikir, bahwa aku pantas merasakan sakit secara fisik. Karena batinku sudah habis. Fisikku yg baik hanya topeng saja mungkin. 

Bunuh diri itu dosa. Aku tahu. Sudah tahu sejak SD. Yg baru aku tahu setelah aku dewasa adalah... Dulu sekali, ada orang yg hanya berniat melukai dirinya sendiri, kemudian berdarah. Ia tak bisa menghentikan darahnya, bukan dengan sengaja. Hingga akhirnya Ia mati kehabisan darah. Ia terbunuh, oleh tangannya sendiri. 

Kelak, Ia akan masuk neraka. Di sana, Ia akan merasakan berkali-kali bunuh diri dengan cara yg sama. Berkali-kali merasakan sakit yg sama, terus menerus, tiada akhir. 

Sejak saat itu aku berhenti menyakiti diriku sendiri. Aku tahu batinku perih di dunia yg fana ini. Tapi semoga batinku puas di akhirat nanti, karena diberi kebahagiaan sejati oleh Allah swt. Aamiin ya rabbal alamin. 

I was depressed. I was. 

Now I am grateful, I have Allah. Alhamdulillah 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar