Aduhai.. Kalau melihat iklan drama percintaan di televisi diibaratkan melihat makanan yang menggiurkan, aku sudah ngiler.. Ingin nonton.. Xixixixi ^_^ Apa lagi di tengah kejombloan ini, alias belum menikah. Kisah cintanya.. Kelucuannya.. Keimutan pemainnya.. Aduhai.. Sungguh menggoda mata, dan hati yang sendiri.. Hihi, sungguh berlebihan ya? Tapi ini nyata !
Eiiittss.. Eiittss.. Eiiiitsss.. Jangan ditonton wahai diri. Di sana ada adegan peluk-pelukan, dan ada yang lebih dari itu. Mereka lakukan itu tanpa ikatan pernikahan. Tetapi kadang ada yang berbisik "tontonlah drama itu.. Tak mengapa.. Yang penting kamu tak lakukan seperti dalam drama itu.. Yang penting hatimu terhibur.. Jujurlah pada diri kamu sendiri, kamu butuh cinta kan?" (bisikan siapa itu? Bisikan setan? Atau bisikan nafsu? Atau keduanya berpadu?).
Wahai jombloers (termasuk penulis :p).. Sesungguhnya hati kita tak sendiri.. Ada Allah.. Kita tak perlu drama.. Yang kita perlu adalah Allah..
Apakah kita menyadari bahwa jika kita melihat adegan demi adegan dari drama itu, entah drama dari negeri mana pun, entah sinetron, entah apa pun itu yang di dalamnya terdapat kemaksiatan, HATI KITA AKAN TERKOTORI ! astagfirullah..
Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
العَيْنَانِ تَزْنِيَانِ وَزِنَاهُمَا النَّظْرُ
"Dua mata berzina, dan zina keduanya adalah pandangan”
(HR Al-Bukhari no 6343 (Kitabul Isti’dzan), Muslim no 20,21 (kitabul Qadar), dan lafal hadits ini pada riwayat Ahmad dalam Musnadnya 2/343)
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيْئَةً نُكْتَتُ فِي قَلْبِهِ
نُكْتَةً سَوْدَاءَ, فَإِنْ هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صَقلَ قَلْبُهُ,
وَإِنْ زَادَ زِيْدَ فِيْهَا حَتَّى تَعْلُو قَلْبُهُ وَهُوَ الرَّانُ
الَّذِي ذَكَرَ اللهُ كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوْبِهِمْ مَا كَانُوْا
يَكْسِبُوْنَ
"Jika seorang hamba berbuat sebuah dosa, maka akan ditorehkan sebuah noktah hitam di dalam hatinya. Tapi jika ia meninggalkannya dan beristigfar niscaya hatinya akan dibersihkan dari noktah hitam itu. Sebaliknya jika ia terus berbuat dosa, noktah-noktah hitam akan terus bertambah hingga menutup hatinya. Itulah dinding penutup yang Allah sebutkan dalam ayat (Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka kerjakan itu menutup hati mereka)” (QS.al-Muthaffifin: 14)
(HR Tirmidzi dan Ibn Majah serta dihasankan oleh Syaikh Al Albani)
Berkata Abdullah bin Mas’ud ra
إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوْبَهُ كَأَنَّهُ قَاعٍِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوْبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ فَقَالَ بِهِ هَكَذَا
"Seorang mu’min memandang dosa-dosanya seperti gunung yang ia berada di bawah gunung tersebut, dia takut (sewaktu-waktu) gunung tersebut jatuh menimpanya. Adapun seorang munafik memandang dosa-dosanya seperti seekor lalat yang terbang melewati hidungnya lalu dia pun mengusir lalat tersebut."
(Shahihul Bukhori no 6308)
Tuh kan.. :( sedih deh jadinya.. Ternyata tanpa terasa, selama ini telah melakukan dosa.. :( astagfirullah.. :( . Jangan diteruskan lagi kalau sudah terlanjur menonton hal yang terdapat maksiat di dalamnya. Semoga kita dapat menjadi hamba Allah yang lebih baik dari waktu ke waktu, sehingga kita dapat menjadi hamba yang beruntung. Aamiin :)
وَتُوْبُوْا إِلَى اللهِ جَمِيْعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
"Dan bertaubatlah kalian sekalian kepada Allah wahai orang-orang yang beriman semoga kalian beruntung."
(An-Nur 31)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar