Aku juga nggak nyangka 'akan', dan 'bisa 'tinggal di lingkungan yang sekarang. Karena ini daerah yang baru banget buat aku, biasanya aku takut sama sesuatu yang baru, ya emang takut sih, tapi bisa kok ternyata.
Dalam hidup ini, kita berpindah dari satu cerita ke cerita yang lain. Waktu aku kecil, aku senang kalau suasana tentram, bahagia, adem, pokoknya yang nyaman lah.
Namun ketika suasana menjadi kelam, aku mulai merasa tidak nyaman, aku pikir kehidupan nggak seharusnya seperti itu, aku pikir sedih itu adalah sesuatu yang buruk, bahwa seharusnya orang nggak bersedih.
Setelah dewasa sekian lama, aku baru mengerti juga memahami, ternyata susah dan senang itu memang dipergilirkan lho. Poinnya bukan pada 'susah' atau 'senang', tapi tentang bagaimana respon kita terhadap kedua hal tersebut. Respon yang tepat akan menghasilkan sesuatu yang baik, dan membuat kita tenang.
Berapa banyak orang yang mendapat kesenangan tapi pribadinya menjadi buruk? Hitung sendiri 😅
Ada nggak orang yang mendapat kesenangan malah pribadinya bijaksana? Hayo, ada nggak? 😁
Ini tentang cara kita merespon 'susah' dan 'senang'. Susahnya dengan sabar, senangnya dengan syukur. Jika sedang susah, kita terima perasan sedih itu, nggak papa kok merasa sedih, nggak papa kok kita merasakan segala sesuatu yang nggak nyaman itu, ungkapkan aja dengan cara yang baik, nangis aja, nggak papa.
Kalau kita sudah menerima perasaan susah itu, kita sampaikan, kemudian kita minta solusi ke Allah. Iyes! Ke Allah. Karena apapun yang terjadi pada kita, susah atau senang, Allah mau kita kembalikan pada-Nya. Saat senang pun kita bersyukur pada-Nya itu artinya kita kembalikan kesenangan itu juga pada-Nya. Tepat sekali!
Nanti, Allah kembalikan rasa sabar, dan syukur kita pada-Nya dengan ketenangan. Rasa tenang itu yang termahal, itu yang terbaik! Mau nangis nggak? Nangis dong. Allah baik banget 😭 yuk sholat yuk ✨
Tidak ada komentar:
Posting Komentar