Kamis, 05 Desember 2024

Memulai Lagi

Aku Vita, sekarang aku berada di akhir usia 30 tahunku. Insya Allah, (...) tahun depan aku menginjak 31 tahun. Selama ini aku menjalani hari-hari seperti biasa, mengerjakan apa yang harus dikerjakan, tanpa target pencapaian, tanpa sebuah mimpi.

Waktu aku masih muda, sebelum menikah, aku sempat menjadi orang yang cukup ambisius. Aku memiliki keinginan, dan mimpi. Serta selalu berdoa agar terwujudnya mimpi-mimpiku kepada Allah.

Aku rindu masa-masa itu, di mana aku memiliki keinginan, mimpi, dan berusaha untuk mewujudkannya dengan cara selalu konsisten berdoa kepada Allah dan menempuh jalan-jalan yang sesuai dengan tuntunan-Nya.

Memang semua butuh kesabaran, alhamdulillah, Allah mewujudkan mimpiku, mengabulkan doa dan harapanku. Sekarang aku berada di wujud doa-doaku dari masa lalu. Aku bersyukur kepada Allah. Maha Kuasa Allah, tak ada yang mustahil bagi-Nya.

Kini aku mulai menulis lagi. Aku ingin merunutkan doaku, merencanakan tujuanku, dan menempuh jalan-jalannya. Semoga Allah memudahkanku meraih surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Ya Allah, aku ingin (...).

Ya Allah... Karuniakan kepadaku husnul khatimah.

Aamiin ya robbal alamiin.



Suami yang Baik di Hadapan Allah

Adakalanya Suami bosan berlaku baik. Ia bertanya-tanya, kenapa Ia melakukan kebaikan ini sementara Suami yang lain bisa tidak melakukannya.

Padahal melalui kebaikan tersebut istrinya merasa menjadi Istri yang amat beruntung, dan memudahkan Istri memaafkan kesalahan Suami, memaklumi kekurangan Suami, serta bersabar dengan ujian yang dihadapi, juga dengan senang hati mendoakan kebaikan untuk Suami.

Mungkin kadang Suami lupa bahwa..

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِكُمْ

“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya. Sedangkan yang terbaik di antara kalian adalah yang paling bersikap baik terhadap istrinya.” (HR. Ahmad 16: 114)

Semoga baik Suami maupun Istri senantiasa berusaha menjadi yang terbaik di sisi Allah. Semoga Allah mengampuni segala dosa, dan kesalahan kita semua. Aamiin ya rabbal alamin 🤲🏻

Jumat, 27 September 2024

Cintanya Uma

Terima kasih telah mencintai Uma dengan segala kekurangan Uma.. Terima kasih telah memaafkan Uma dengan segala kesalahan Uma.. Uma bersyukur Allah kasih Uma kesempatan berada di sisi kalian.. Aba.. Kakak, dan Adek..

Uma nggak tahu kebersamaan di dunia ini akan sampai kapan.. atau seberapa lama.. tapi Uma sungguh menikmati segala peristiwa yang kita lalui bersama.. Uma bersyukur kepada Allah..

Semoga Allah menjaga kalian dengan sebaik-baik penjagaan-Nya untuk selamanya..

Sungguh Allah nggak pernah dzalim sama Uma.. Umalah yang mendzalimi diri Uma sendiri.. semoga Allah mengampuni, dan tidak menghukum Uma.. aamiin ya rabbal alamin..

Allah sungguh memenuhi hak Uma.. tak ada yang kurang secuil pun..

Semoga Allah memberikan kita, dan umat muslim semuanya kebaikan, kebahagiaan, keberkahan, sehat wal'afiyat, dan keselamatan di dunia dan akhirat. Aamiin ya rabbal alamin..

Sungguh jika Allah bersama kita, itu berarti kita telah memiliki segalanya. Begitupun sebaliknya.

Maka, cukuplah Allah bagi kita.

Uma selalu mencintai Aba, Kakak, dan Adek.. meskipun Uma sedang marah sekalipun 💜

Selasa, 17 September 2024

Jangan Lupa Tujuan

Udah lama nggak nulis. Nulis tentang apa saja yang berarti. 

Arti hidup itu apa ya? Terkadang begitu semangat, kadang bosan, dan kadang lupa tujuan. Sehingga nggak tahu mau ngapain, mau gimana, dan untuk apa. 

Saat lupa, istirahat sejenak, bobo. Dan besoknya ingat lagi, oh ini, targetnya ini, tujuannya ini. Astaghfirullaha wa a tuubu ilaih..

Oh, karena ini ya menjalani hidup/rumah tangga itu butuh iman. Sehingga apapun keadaannya tetap tawakal sama Allah, bertahan pilih yang halal. Oh..

Sejak awal sudah banyak keajaiban dari Allah.
Kontrakan 800k jadi 500k, kontrakan 850k jadi 750k, kontrakan 12jt jadi 10jt dan lebih dari itu. Ajaib! 

Jadi ingat, waktu kecil aku pernah terjebak dalam kebakaran. Kalau posisi tidurku tidak berubah, api akan mengenai kepalaku, tapi qadarullah aku masih dikasih umur sampai detik ini, berarti masih ada kebaikan dalam hidupku. Sampai waktu yang sudah ditentukan, misi hidupku selesai.

(Menghela nafas)

Ingin apa ya..? aku ingin ini.. ingin itu..

Oh iya, perbaiki ibadah kepada Allah :)


Kamis, 25 Juli 2024

Kaget

Salah satu moment ter shik-shak-shok dalam hidup aku. Mata berkaca-kaca tapi bilang dalam hati "Jangan nangis, nanti saja nangisnya di rumah." Itu pulang ngaji, boncengin anak lanang yang sebelumnya ngeluh ketika dipakaikan sabuk untuk naik motor. "Nggak papa (pakai sabuk), yang penting jadi lebih aman."

Anak gadis lagi ikut abanya ke kantor. Jadi kami bagi anak-anak sebab Aba harus kerja, Kakak ikut Uma, Adek ikut Aba. Di perjalanan, aku berkata dalam hati, 'Ya Allah, salah apa? Ya Allah, kurang apa ya?' Terus jawab sendiri, 'Banyak.'

Pagi sebelum berangkat, aku malas baca dzikir pagi, baca ayat kursi saja. 'Ya Allah, kan sudah baca ayat kursi?' Ya Allah, iya salah ya Allah, aku banyak salahnya.. banyak kurangnya.. masih ngeyel..

"Yah.. Yah.. Astaghfirullah!" Itu yang aku ucapkan seketika mobil dari kiri mendadak ke arah kanan. 
BRUUUGGGG Mobil itu mengenai/menyerempet/menabrak motor yang ku kendarai. Tak bisa ku menghindar karena di kanan ada pembatas jalan. Ku rasakan motor sudah miring ke kanan hampir jatuh, atas pertolongan Allah motornya jadi seimbang lagi.

Yang aku pikirkan adalah anakku. "Kakak kaget ya? Kakak nggak papa?" Tidak ada respon. Berat sekali rasanya mengendari motor setelah kejadian itu, tapi aku harus kuat. Ingin rasanya segera sampai rumah, namun perjalanan masih jauh.

Sesampainya di teras rumah, aku baru sadar ternyata badanku bergetar. Aku bergegas masuk ke dalam rumah. Rasanya aku lemas sekali, setelah makan pun masih lemas, kejadian tadi masih terbayang-bayang. Aku penuhi ucapanku sebelumnya untuk menangis di rumah. Anakku berkata "Tadi Kakak mimpi kejedot." 

Huft, bagaimana jika yang aku hadapi adalah maut yang tak mungkin bisa ku hindari, dan itu pasti terjadi. Huuuwaaaaaa😭

Sabtu, 01 Juni 2024

Becoming Thirty

Menjadi 30 tahun cukup sulit untuk aku menerima bahwa aku sudah mulai berumur, bahwa ada yang lebih muda, aku sudah jadi ibu-ibu, dan mulai ada perubahan fisik.

Jarang sekali aku bercermin karena memang tak punya cermin untuk berhias, dan aku jarang ke luar rumah. Namun setelah aku pergi mudik, di rumah orangtuaku ada beberapa cermin, aku jadi lebih bisa melihat diriku sendiri. 

Kadang aku juga jalan-jalan bersama anak-anak, bersenang-senang versi kami. Aku mulai merasa lebih baik, bukan karena LDR dengan Suami. Pointnya adalah aku jadi bisa lebih melihat diriku sendiri, bahwa aku cukup baik, dan ternyata aku mampu jalan-jalan bersama anak-anak tanpa Suami. Meski tetap saja rindu dengan Suami.

Aku mulai bisa melihat bahwa nilai diriku masih ada lho setelah menikah, aku sedang bertumbuh bukan berkurang. Yang aku butuhkan adalah melihat diriku sendiri. 

Selama ini aku sibuk melihat suamiku, anak-anakku, namun melupakan diriku. Selalu ada hikmah, Alhamdulillah aku jadi belajar terus. Ngomong-ngomong, dengan LDR ini aku dan Suami juga belajar bahwa kami membutuhkan satu sama lain secara batin, meski jelas kami bisa mengurus diri kami masing-masing. Namun ada yang kosong saat kami berjauhan. Apalah itu namanya, yang jelas aku ingin selalu dekat. Haha.


Minggu, 12 Mei 2024

My Qur'an Journey 4

Aku sedang memasuki lingkungan yang dalam bulan Ramadhan minimal itu khatam satu kali, minimal lho. Dan aku pas nyimak Ustadzah ceramah tu lihatnya masya Allah.. sedangkan pas lihat diri aku sendiri tu astagfirullah..Ya Allah, aku masih kayak gini. Tapi aku tetap berangkat ngaji. 

Hari ini disadarkan akan satu hal. Nih ya, kalau aku bertanya pada guru, guru akan menjelaskan padaku. Tapi kalau aku bertanya pada murid ya belum tentu jawabannya akan sebijak seorang guru. 

Pagi ini berangkat dengan tubuh yang Subhanallah mager, tapi aku tahu harus berangkat. Aku merengek minta diantar Suami, Alhamdulillah mau, jadi Suami dan anak-anak ikut menunggu di halaman Mesjid. Hehe. Lalu kami berjumpa dengan teman kami kak Tom, Istri, dan anaknya. Setelah itu kami berkunjung ke rumah mereka, ngobrol-ngobrol tentang masa kini dan masa depan, hehehe. Anehnya kalau kami lagi kumpul lupa untuk foto bareng, seringnya begitu.

Sejak aku memutuskan untuk gabung belajar Al-Qur'an, aku sudah tahu akan ada ujian. Dan aku harus hadapi. Ujian aku dalam bab ini adalah merasa rendah, merasa kurang, merasa malu berada dalam lingkungan ini karena aku bukan apa-apa.

Tapi Vita harus terus lanjut, dan berjuang. Semoga Allah mudahkan, dan berkahi. Aamiin ya rabbal alamin 🤲🏻

Jumat, 26 April 2024

Ramai Namun Sendirian

Menikah bukan berarti puncak kebahagiaan, dan belum menikah bukan berarti kesengsaraan dalam hidup. 

Dengan menikah belum tentu agama seseorang menjadi lebih baik, Allah yang lebih tahu. Yang membuat kita sengsara adalah harapan kita yang ternyata tak sejalan dengan pengetahuan Allah, yang tentu mengetahui yang gaib, dan mengetahui masa depan yang baik untuk kita. Bukankah kita meminta kebaikan di dunia dan akhirat? 

Jika pernikahan itu baik bagi kita, pasti Allah beri. Jika memang belum saatnya bahkan sampai akhir hayat tak juga didapatkan, itulah yang baik menurut Allah. Yang kita minta kebaikan di dunia dan akhirat, bukan pernikahan itu sendiri. Sedangkan pasangan itu pasti kita dapatkan, karena Allah menciptakan kita berpasangan. Ingat, hidup kita bukan selesai di dunia. Ini akan berlanjut ke akhirat.

Berbahagialah dengan keadaan kita saat ini, baik itu sudah menikah atau belum. Masing-masing orang juga berjuang dengan keadaannya, yang banyak tidak kita ketahui. Jika memandang orang lain membuat kita bersedih, hentikan pandangan itu. Lihatlah diri kita sendiri, betapa uniknya kita ini, berbeda dengan orang lain. 

Kita belum tentu kuat dengan ujian orang lain, orang lain pun belum tentu kuat dengan ujian kita. Dan, Maha Besar Allah, yang memberi ujian kepada masing-masing kita sesuai dengan kesanggupan kita. 

Bila kadang kita menangis, tak mengapa, itu berarti hati kita hidup. Berikan tangis kita pada Allah, merengeklah pada-Nya. Ya Allah.. sayangi kami.. jika Engkau menyayangi kami, niscaya Engkau akan berikan yang baik untuk kami.




Minggu, 21 April 2024

My Qur'an Journey 3

Berangkat lebih pagi kali ini.. jalan raya lebih lengang, aku mengendarai motor sambil menikmati pemandangan dan udara yang sejuk. Sebelum berangkat dipakaikan jaket oleh Suami, lalu diantar sampai depan rumah. 

Sebelum hari ini, aku berusaha menahan diri agar hubunganku dengan Suami baik-baik saja, setiap orang punya porsi menahan dirinya masing-masing. Sebentar lagi harinya, yang penting aku bisa berangkat ngaji dengan hati tenang, tekadku. Aku ingin berangkat ngaji dengan keadaan baik semuanya 😭

Ustadzahku pesan, semua maksiat akan berpengaruh, termasuk dengan menjaga hubungan dengan Suami, harus baik semuanya. Hari pertama aku ngaji, kami kurang baik, pikiranku kadang kosong, angka enam aku bilang lima, begitu misalnya.

Biasanya, mood itu akan sangat mempengaruhi aku. Bisa saja aku membatalkan melakukan sesuatu karena mood ku sedang kurang bagus. Tapi Istiqomah dalam belajar Al-Qur'an itu bukan diraih cuma-cuma. Jangan karena mood aku sedang kurang bagus, atau karena aku sedang ada masalah lantas aku menunda untuk belajar Al-Qur'an. Ini ujianku, mengalahkan perasaanku. Aku harus bisa.

Alhamdulillah, hari ini berjalan mulus. Otakku mengencer, mudah untuk menghafal hukum membaca huruf 'ر' . Di kelasku, kalau aku tidak bisa mengejar, aku bisa ketinggalan, yang ku rasa sih begitu. 

Sebelumnya aku sudah punya keinginan untuk menghafal Al-Qur'an, tapi ya itu sekadar keinginan tanpa aksi. Ternyata Allah kasih benturan agar aku mau gerak gabung dalam kelas tahsin-tahfidz ini. Buat daftarnya aku nggak ada uang, buat ongkosnya entahlah, aku hanya pegang uang belanja. Bismillah saja.

Setelah aku coba tanya, ternyata untuk pendaftaran boleh dibayar nanti, bisa gabung dulu, seterusnya free (nggak ada biaya bulanan), untuk ongkos ya aku pakai yang ada dulu. Alhamdulillah Allah cukupkan. Aku berdoa semoga seterusnya semakin Allah mudahkan, semoga aku bisa istiqomah, semoga bisa lulus tahsin dan masuk kelas tahfidz. Aamiin ya rabbal alamin.

Hidup ini tu kayak gimana ya? Ya kayak gitu deh.

Jumat, 29 Maret 2024

My Qur'an Journey 2

"Ustadzah, kalau belajar qur'an tapi masih nonton sinetron berpengaruh nggak ya?" Tanyaku.

Beliau menjawab dengan bijak bahwa penghafal qur'an itu adalah orang-orang pilihan. Dan sudah tentu setiap maksiat tanpa terkecuali akan berpengaruh dalam proses belajar ini. Hati nurani kita juga tahu apa yang pantas dan tidak pantas.

Betul juga, dengan aku bertanya berarti hati nuraniku juga sebenarnya tahu. Masih banyak sekali yang harus aku perbaiki. Hari ini aku tandai, yaitu makhrojul huruf, sifat-sifat huruf, bunyi tebal tipisnya huruf, dan tentunya hukum-hukum tajwid.

"Ustadzah, mau tanya. Jadi, kita baca qur'an itu harus tahu teorinya? Jadi apa yang kita baca itu (bunyinya) harus sesuai dengan teorinya?"

Aku gabung di kelas ini pada saat teman-teman yang lain sudah dapat beberapa pertemuan, bukan dari awal dibuka pendaftaran. Alhamdulillah masih boleh gabung. Tapi aku harus mengejar ketinggalan. Karena di kelas ini, betul-betul teori itu dipraktekkan, kalau sudah praktek ditanya lagi teorinya, ya kan. Kata Ustadzah bertahap saja, nggak ada kata terlambat, insya Allah bisa.

Kembali aku mengingat masa-masa kejayaanku waktu kecil yang mudah sekali menghafal, dan memahami tajwid. Namun masa kejayaan sudah berlalu, aku harus merenggut kembali kekuatan itu. Hahaha. Emak-emak ini harus berjuang dengan diri yang tak sebersih waktu kecil (banyak dosa), dengan otak yang sudah lama tak diasah. Aku tidak boleh menyerah, berjuang Vita! Berjuang! 

Hari ini rasanya berat banget buat berangkat ngaji, jauh. Entahlah, itu alasan saja mungkin. Tapi aku harus menguatkan tekad, ya kan. Dan pertama kalinya setelah sekian lama, aku naik motor sendirian dengan jarak lumayan jauh. Sedangkan anak-anak ditangani oleh Aba di rumah. Cukup khawatir Aba melepasku naik motor sendirian, sudah dipasangkan map tracker di HP-ku, diingatkan pakai jaket, helm, dan dipinjamkan quota punya Aba. Alhamdulillah aman.

Kali ini, guruku, teman-teman dan aku belajar qur'an di teras Mesjid lantai dua. Saat sedang belajar, muncul dalam pikiranku membandingkan diri dengan orang lain, 'Dia mah udah jago, aku mah masih banyak dikoreksi.' Namun aku berusaha menepis itu dengan berkata dalam hati 'Namanya juga belajar, kan aku niat belajar qur'an karena Allah', habis itu terasa ingin nangis, tapi nggak jadi karena dapat giliran baca, hehe. Malah jadi deg-degan. Perasaan, kalau di rumah ngaji ya ngaji aja, kok di sini jadi deg-degan ya? 

Tidak ada pilihan bagi seorang muslim selain 'kami dengar dan kami taat'. Itulah salah satu yang aku dapat dari kajian hari ini bahwa kita itu harus taat, patuh sama Allah dan Rasul-Nya.

Rasanya mengaji hari ini gimana? Senang dong, Alhamdulillah. Setelah selesai, aku langsung pulang naik motor. Karena Aba alias suamiku memintaku untuk langsung pulang. Aku gas motor ke arah kampus 'P', kata Aba kan bisa lewat situ, aku juga sudah pernah lewat situ. Aku jalan terus, eh tiba-tiba bingung lihat persimpangan, atau belokan. Aku lupa, lewat mana ya? Belok kiri saja deh, setiap ada pilihan aku belok kiri. Tahu-tahu nembus lagi di Mesjid tempat aku ngaji tadi. Ya ampun. Lewat jalan besar saja kalau gitu deh. Hahaha.

Brum-bruuuuummmm.. keren nggak ya aku mengendarai motor sendiri? Kok ngantuk ya? Waktu muda nggak pernah ngantuk kalau mengendarai motor. Teringat ucapan Aba sebelum aku berangkat "Itu kan dulu, kamu nggak begadang, sekarang kan habis begadang." Tak terasa banyak yang berubah.

Sepanjang jalan merasa takut sebenarnya, walaupun di luar nampak keren. Siapa yang bilang keren ya? Hahaha. Aku berusaha tenang sambil baca istighfar. Saat tiba di lampu merah, ada pengamen menyanyikan sebuah judul lagu. Tak lama kemudian lampu hijau, aku langsung meluncur, melanjutkan perjalanan. Tapi kok dipikiran aku jadi bersenandung lagu yang dinyanyikan pengamen tadi? Sungguh berpengaruh apa yang aku dengar, istighfar lagi.

Sesampainya di rumah, aku disambut oleh anak-anakku tersayang, tercinta, tergemas deh pokoknya. Kata Kakak "Kipas anginnya bersih." Sudah dibersihkan oleh Aba dong. Alhamdulillah.

Minggu, 24 Maret 2024

My Qur'an Journey

Hari ini tidak bawa buku, tidak bawa pulpen, tapi keperluan anak ku bawa lengkap. Pertama kalinya aku bepergian agak jauh dengan kedua anakku saja, hari pertama gabung Tahsin-Tahfidz, hari ini di tes, dan hari ini juga langsung ikut belajar. 

Sangat seru, menantang aku rasa. Diajari rumus tajwid, langsung saat itu juga dites. Baru disebut, diharapkan bisa langsung tangkap dan ingat, lalu diminta untuk sebutkan ulang. Di saat yang bersamaan anak-anakku merengek minta segera selesai, mau keluar, mau jajan. Tadi kami berangkat pagi-pagi sekali, anak-anak aku bangunkan, lalu ku mandikan. Tak lama kemudian kami berangkat menggunakan taksi online.

Ternyata ini perjuangan yang dihadapi emak-emak. Otakku berasa dibangunkan setelah sekian lama tertidur, dan masih kaku seperti kanebo kering. Ini baru hari pertama, hehehe. Semoga semakin Allah mudahkan 🤲🏻

Setelah selesai belajar, aku langsung ajak Kakak (anak pertamaku) ke kamar mandi, sambil membayangkan ketika aku masih single, kemungkinan aku sudah menyapa, dan berkenalan dengan teman lainnya. Sekarang, aku sibuk sekali. Hehehe.

Kemudian di tempat wudhu, anak-anak main becek-becekan, celana Adek (anak keduaku) basah. Kalau aku ngasih tahu anak-anak tu kayak gimana ya? Ocehanku seolah di-mute gitu sama mereka. Hahaha. 

Setelahnya aku bantu Adek mengganti celananya. Lalu, tiba saat yang ditunggu anak-anak, yaitu jajan. Kami menuju food court di Mall dekat Mesjid. Aku berjalan menggandeng kedua anakku, sambil menggendong tas keperluan anak, tak lupa dengan gembolan botol minum. 

Kalau aku ceritakan semuanya bisa jadi satu bab novel kali ya? Hehehe. Aku singkat saja ya. Jadi sampai food court aku pesankan anak-anakku roti, dan juga segelas es kopi untukku. Saat mau bayar pakai QRIS, Adek merengek minta digendong, sambil menarik-narik hijabku, juga ditariklah cadarku, jadi merosotlah sedikit. Tapi langsung aku perbaiki.

Masya Allah banget pokoknya, pulangnya naik taksi online lagi, macet sekali akhir pekan ini. Anak-anak ketiduran di mobil, Alhamdulillah sampai rumah juga walaupun agak lama. Kata anak-anak, mereka senang aku ajak kajian, hahaha.

Sabtu, 23 Maret 2024

Bolehkah Aku Menerima

Mengingat tentang broken home membuatku sakit. Makanya aku lebih memilih untuk mengabaikan ingatan itu, dan mencegah diriku membuka kembali lembaran memori pahit yang tersusun rapi dalam otakku.

Aku lebih memilih untuk menerima apa yang sudah menjadi takdirku, memaafkan kesalahan orangtuaku, dan menyayangi mereka sesuai kemampuanku.

Mulanya memang berat terasa, namun seiring penerimaan itu, membuat hatiku jadi lebih lapang, dan tenang. Sekarang, dalam hal ini yang aku pikirkan hanyalah memuliakan orangtuaku semata agar Allah ridho kepadaku. Ajaibnya, hatiku pun sudah ridho.

Aku pun senang, dan tenang jika Allah mengaruniakan kepadaku anak-anak yang shalih/shalihah dan berbakti padaku sebagai orangtuanya. Alhamdulillah, Allah karuniakan aku anak-anak yang begitu mencintaiku, dan mudah memaafkanku meski aku bukan Ibu yang sempurna dan banyak sekali salahnya.

Sesungguhnya, jika kita melakukan suatu kebaikan karena Allah, dengan kita minta ataupun tidak, pasti Allah akan balas itu dengan kebaikan yang lebih banyak. 

Aku tahu Allah menyayangiku, Ia mendidik aku dengan kesukaran agar aku mengambil hikmah daripadanya, dan agar aku senantiasa bersyukur dalam keadaan susah maupun senang. Ya Allah, ampuni aku, karuniakan kepadaku akhir yang baik dan indah.

Senin, 12 Februari 2024

Hanya Allah

Allah yang paling paham akan hatimu.
Allah yang paling dalam mencintaimu.
Allah yang selalu bahagia mendengar keluhmu.

Seringkali hanya perlu kamu cerita pada Allah agar selesai persoalanmu, agar diangkat kekhawatiranmu, agar tenang jiwamu.

@ummuase