Selasa, 08 Oktober 2019

Berjuang

Istighfar.. Dengannya aku mengakui bahwa aku adalah hamba yg telah melakukan banyak dosa, kesalahan, dan khilaf, bahwa aku bukanlah siapa-siapa di hadapan Allah swt. Jika ada manusia memandangku baik sejatinya itu adalah kebaikan Allah swt yg telah menutupi segala aibku.

Dengannya aku memohon agar Allah swt mengampuniku, dan agar Allah swt mengabulkan doa-doaku. Karena dosa dapat menjadi hijab antara hamba dengan Tuhannya.

Allah memuluskan jalanku saat itu. Mama berkenan dengan apa yg aku sampaikan. Dan pada mulanya Mama juga berkenan dengan konsep pernikahan sederhana yg akan dihadiri keluarga juga kerabat dekat. Tapi Allah yg Maha Membolak-balikan Hati, manusia bisa saja berubah.

Kemudian ortuku meminta dia ❤️ datang menemui mereka. Lampu hijau telah menyala. Dia ❤️ segera mengatur waktu untuk menemui kami di rumah. Sampai tiba saatnya dia ❤️ dengan sangat jelas menyatakan niatnya untuk menikahiku pada ortuku.

Beberapa hari berselang, dia ❤️ ditemani oleh kawannya bersepeda motor menuju ke salah satu kecamatan di kabupaten Cilacap untuk menemui Ayah kandungku. Bukan perjalanan yg nyaman, karena mereka harus merasakan nyemplung ke sawah di tengah perjalanan, hehehe. Untuk apa dia ❤️ ke sana? Tentunya untuk meminta restu pada ortuku di sana. 

Benar saja, dia ❤️ dan kawannya disambut baik, diajak jalan-jalan pula, hehehe. Nanti giliranku yg pergi ke sana sendirian untuk meminta restu pada mereka sebelum dia ❤️datang kembali ke rumahku dan membawa serta keluarganya untuk melamarku secara resmi.

Semuanya berjalan baik, sampai tiba-tiba ortuku berubah pikiran, dan ingin mengundang bukan hanya keluarga dan kerabat dekat. Aku dan dia ❤️ menjadi bimbang, bingung entah bagaimana, karena kami belum punya dana yg cukup. Keuangan keluargaku pun saat itu sedang defisit.

Sedangkan kami sedang mengatur waktu untuk melangsungkan acara lamaran keluarga. Sekali lagi Allah Yang Maha Membolak-balikan Hati. Kami seperti buntu memikirkan solusinya. Lalu kami memutuskan untuk menunda acara lamaran keluarga. Memanjangkan waktu menabung kami.

Setiap bulan kami menyisihkan gaji kami.
Di sisi lain kami khawatir jika proses ini berjalan terlalu lama. Kami tidak ingin terjadi fitnah. Aku pun tak ingin menyusahkan dia ❤️.  Hampir-hampir ingin aku hentikan saja proses kami. Tapi dia ❤️ juga sedang berusaha mencari solusinya.

Rasulullah menganjurkan untuk mengadakan walimah, yaitu mengumumkan pernikahan. Mengumumkan dengan mengundang orang untuk makan-makan misalnya, sederhana saja. Jadi bukan seperti pada umumnya sekarang, acara resepsi besar-besaran, butuh dana sekian rupiah, yg kadang malah itu jadi menyulitkan.

Ada kekhawatiran keluarga jika pernikahan hanya dihadiri keluarga dan kerabat dekat. Khawatir disangka orang yg aneh-aneh, seperti menikah diam-diam. Ya, kalau mau menuruti omongan orang tiada habisnya. Kita nggak bisa memuaskan semua orang.

Kadang terpikir, mau ibadah aja kok sulit? Tapi semua terjadi atas kehendak Allah. Mungkin Allah ingin bukti kesungguhan kami. Allah hanya minta kami berusaha maksimal sesuai kadar kami. Soal hasil Allah yg kasih. Bagi Allah semuanya mudah.

Orang yg ibadah berjuang.
Orang yg maksiat juga berjuang.

Tinggal kita yg pilih mau berjuang dalam ibadah atau maksiat?

Semuanya harus kita pertanggungjawabkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar