Minggu, 16 September 2018

Berbahagia Atas Bahagianya

"Enak ya kamu udah nikah. Aku mah apa atuh?"

Sering orang mengira bahwa menikah adalah salah satu puncak keberhasilan. Padahal ijab qabul barulah sebuah pintu perjuangan menuju ridho-Nya. Itu sama sekali bukan akhir dari perjuangan dalam kehidupan.

"Enak ya kamu begini? Enak ya kamu begitu?"

Banyak orang lupa bahwa sesuatu itu diberikan melalui proses. Bukan hanya tentang pernikahan, tapi hampir dari setiap pencapaian. Berapa kali ia jatuh, berepa tetes air mata yang mengering, apa saja yang ia terima, bagaimana ia berusaha bangkit. Itu adalah proses.

Kita semua berusaha membuka pintu kebaikan. Entah itu pernikahan, entah itu bakti kepada orang tua, semata-mata hanya agar Allah ridho kepada kita, agar Allah sudi menjauhkan kita dari siksa neraka, agar Allah sudi memasukan kita yang sangat banyak khilafnya ini masuk ke dalam surga-Nya, karena kasih sayang dan ampunan-Nya.

Bahagianya orang lain adalah kebahagiaan kita. Kesedihan orang lain adalah kesedihan kita, karena "Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggotanya merasakan sakit, maka seluruh tubuh turut merasakannya dengan berjaga dan merasakan demam.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Jika ada saudaramu mendapatkan kebaikan, doakanlah kebaikan untuknya. Maka doa itu untukmu juga, kebaikan itu untukmu juga.

“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.” (HR. Muslim no. 4912)

Semoga Allah menjadikan kita semua saling menyayangi karena-Nya, dan mempertemukan kita kembali di surga-Nya, aamiin.

#begoodforAllah #justforAllah #I'mjustsinner #Ineedforgiveness

Tidak ada komentar:

Posting Komentar