Sabtu, 25 Agustus 2018

Istighfar

Dan segala musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian. Dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kalian) (QS. Asy-Syuuraa: 30).

Masih merasa congkakkah kita untuk mengatakan astaghfirullaha wa atuwbu ilaih (aku memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya) .

#istighfar #dosa #ampunan

She

Kemarin ketemu dia. Dia yang hampir selalu maksa untuk traktir aku. Kemarin dia cerita bahwa dia merasa tenang atau nyaman kalau ketemu aku. Kalau hidung aku bisa terbang, mungkin udah terbang deh. Tapi alhamdulillah masih di sini hidungku.

Kadang ya, aku nggak sadar kalau diri aku tu berarti buat orang lain. Sampai-sampai aku nggak terlalu memperhatikan hidupku sendiri, sampai-sampai rasanya mau nyerah aja kalau dunia ini udah memperlihatkan wujud aslinya.

Dia ya, perempuan baik yang pernah tiba-tiba ngasih aku hadiah. Tau nggak sih, bukan tentang apa hadiahnya. Tapi dengan dia inget sama aku, rasanya itu bahagia banget.

Makasih ya, melalui kamu semangat hidupku kembali, semangat untuk menjalani hidup ini dengan baik.

Untuk kita semua, hiduplah dengan baik, karena bisa jadi ada orang lain yang bisa memetik hikmah melalui diri kamu.

Mohon maaf ya, aku bukan makhluk sempurna, jadi petik pelajaran yang baik saja dari diriku. Kalau ada yang aneh-aneh, plis japri aja yes. Misal "Vit, kurang-kurangin deh bilang diri sendiri cantik." .
Semua perempuan itu cantik, yang ganteng itu laki-laki 😁

#friendship #life

Selasa, 21 Agustus 2018

Dari Kelemahanku Ku Lihat Allah Menjagaku

Malam itu hanya ada aku dan adik di rumah. Di dapur ada panci berisi kolak yang sengaja disiapkan Mama untukku. Membayangkannya saja sudah enak. Kemudian aku menyalakan kompor, menghangatkan kolak itu. Ku pikir, nanti saja makannya.

Aku melangkah di dalam rumah, sambil berkata dalam hati "ya Allâh, jagalah aku, seluruh keluargaku, rumahku dan seluruh isinya, serta seluruh lingkungannya dengan sebaik-baiknya penjagaanMu." Kurang lebih begitu kata-katanya.

Aku berjalan menuju kamar, berbaring di atas tempat tidur, dan terlelap. Hidungku mampet kala itu. Setelah terbangun dari tidurku, aku seperti orang ling-lung, masih memulihkan kesadaran. Kalau tidak salah saat itu dini hari, kemudian aku bangun dan berjalan menuju kamar mandi. Kenapa seperti ada kabut? Apa karena baru bangun tidur?

Kompor! Masih menyala! Padahal sudah lewat beberapa jam! Aku bergegas mematikan kompor seketika. Gosong, kolaknya gosong, aku nggak jadi makan kolak. Tapi yang penting bukan tentang kolak. Alhamdulillah tidak kebakaran! Padahal kemungkinan buruk itu bisa saja terjadi, dan logikanya kemungkinan itulah yang terjadi.

Allah menjaga aku dengan sebaik-baiknya penjagaanNya 😭😭😭

Vita ceroboh.. Allah sayang Vita.. Vita masih dikasih kesempatan buat taubat.. 😭😭😭

Kalau Mama tahu bisa digetok si Vita!

Tapi yang Mama tahu "Panci Mama kok pada gosong sih?! Kalau gosong lagi ganti!"

I love you, Mama.. Ampuuuunnn🙏😂

Tinggalkan Syubhat

مَنْ نَبَتَ لَحْمُهُ مِنَ السُّحْتِ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ

Siapa yang dagingnya tumbuh dari pekerjaan yang tidak halal, maka neraka pantas untuknya.” (HR. Ibnu Hibban 11: 315, Al Hakim dalam mustadroknya 4: 141. Hadits ini shahih kata Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 4519)

Suatu hari, fulanah A datang membawa hadiah berupa makanan untuk fulanah B. Fulanah B kemudian bingung, harus diapakan hadiah berupa makanan itu? Sedangkan ia tahu bahwa hadiah itu dibeli dengan uang hasil memotong-motong daging babi untuk dijajakan sebagai makanan, yang dalam Islam itu diharamkan.

Fulanah B bingung, lalu dengan HP yang katanya smart itu, dia mencari tahu hukum menerima hadiah dengan kondisi tersebut. Ia menemukan pendapat ulama yg membolehkan menerima hadiah tersebut. Setelah tahu, ia tak sungkan menerima dan memakan hadiah tersebut.

Beberapa waktu setelahnya, ibadah yang jadi kebiasaannya mulai merosot satu persatu. Anjlog. Ketenangan tercabut, berganti kehampaan.

Fulanah B berpikir, ia menghitung mundur, apa yg telah ia lakukan hingga jadi seperti ini? Akhirnya ia ingat kejadian itu. Seharusnya ia mengambil dalil yang terkuat, dan meninggalkan yang syubhat (samarnya antara halal/haram).

Fulanah B menangis tanpa air mata. Betapa butuh perjuangan ia membangun kebiasaan beribadah, kini lenyap bagai debu tersapu angin. Fulanah B harus berjuang kembali, membuat pondasi, menjadikan tiang-tiangnya kokoh, dan membangun atap yang aman.

Senin, 13 Agustus 2018

Untuk Suamiku

Telah jatuh khitbahmu kepadaku di bulan kelahiranku, yaitu setelah bulan kelahiranmu. Ketika kamu menyatakan niatmu untuk menikahiku di hadapan orang tuaku, dan kami menerimanya.

Kemudian kamu menemui Ayah kandungku di kota lain bersama dengan kawanmu. Ku dengar dari keluargaku di sana bahwa kalian sempat nyemplung ke sawah ketika dalam perjalanan. Semakin nyata perjuanganmu.

Bertepatan dengan ust. Nouman Ali Khan menggelar kajian di Indonesia, keluarga kita saling bertemu. Mendebarkan, sungguh-sungguh mendebarkan. Hari itu juga aku melihat lagi kesabaranmu.

Terima kasih telah memperjuangkan aku, terima kasih telah bersabar dengan kesabaran yang indah. Hari ini aku bisa melihat wajah suamiku, alhamdulillahi rabbil 'alamin.

Aku hadiahkan diriku kepadamu, apa yang paling berharga dalam diriku untuk menghamba pada Allah bersama denganmu, suamiku.

Aku Bingung sama Hidup

Aku bingung sama hidup.

Aku sudah kepala dua sekarang. Dulu waktu aku SMP, ada temanku yang mendahuluiku bertemu dengan malaikat maut. Saat itu dia sudah SMA/SMK sederajat.

Aku bingung sama hidup.

Ujian demi ujian datang, tapi aku juga pernah merasa senang, bahkan sering. Kadang ini seperti mimpi. Aku berusaha meyakinkan diriku bahwa semua ini hanya sementara. Entah itu sedih atau bahagia.

Aku bingung sama hidup.

Ini masih kayak mimpi. Aku harus bangun, ini semua cuma sementara, ada yang harus aku siapkan. Aku nggak tahu sisa waktu aku berapa lama lagi.

Aku bingung sama hidup.

Ini bukan mimpi, aku harus sadar bahwa pasti aku akan dijumpai mati. Aku pasti mati, aku pasti akan tinggal di dalam tanah bersama amalku.

Aku nggak mau bingung lagi. Hidup ini semuanya sementara, dan ini hanya sebentar. Perjalanan masih panjang setelah kematian.

Aku takut mati. Aku harus berani mati. Aku takut mati. Aku akan mati.

*pintarlah, aku tidak sedang bercerita tentang bunuh diri atau sejenisnya.