Setiap kejadian yang telah terjadi dalam hidupku menuntunku pada kejadian di hari ini. Entah kenapa, bagaimana alurnya, aku juga tak bisa memastikan itu. Aku menyadari bahwa ada hal-hal yang aku pilih jika itu tidak direstui oleh yg Maha Kuasa, maka pilihan itu takan menjadi jalanku.
Kadang aku mencoba menebak-nebak kejutan apa yang telah disiapkan Allah untukku di hari kemudian. Tapi tetap saja aku tak mampu. Semakin aku mencoba, semakin aku dibuat bingung. Aku sadar bahwa itu bukanlah ranahku untuk mengetahuinya. Karena nanti pun apa yang coba kucari tahu akan disingkap olehNya.
Akhirnya, aku pun harus memasrahkan diriku padaNya. Pada Yang selalu ingin memberikan yang terbaik untukku, pada Yang selalu ingin memelukku. Aku sadar betul bahwa Allah sangat menginginkanku, ingin aku selalu di dekatNya. Setiap aku berniat untuk berbuat keburukan, selalu saja Ia cegah, selalu.
Disadari atau tidak, Allah memang menyayangi kita, bukan hanya aku. Disadari atau tidak, Allah berbicara pada kita lewat setiap kejadian. Apakah kita begitu peka untuk menyadarinya, atau malah kepekaan itu hilang karena rasa rindu kita padaNya telah ditutupi dengan sengaja?
Rindu seperti apa? Rindu untuk sholat tepat waktu, rindu untuk rutin berzikir, rindu untuk sholat tahajud, rindu untuk beribadah sambil tersenyum karena kita begitu merasakan bahwa Ia sedang menatap kita. Aku yakin betul bahwa kalian juga merasakan rindu yang sejenis itu.
Tapi kadang kala rindu itu kita tutupi dengan balutan-balutan semu. Akhirnya hampalah yang dirasa karena rindu yang tak tersampaikan. Jujurlah bahwa hati kita hampa jika jauh dariNya, jujurlah bahwa hati kita merasa bersalah jika kita membangkang perintahNya, jujurlah bahwa hanya denganNya kita bisa merasakan ketenangan sesungguhnya. Ketenangan yang tak bisa didapati pada selain Dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar