Senin, 07 November 2016

Berdagang

Kerjaan pedagang 😂

Aku belajar berdagang saat masih kuliah, kefefet *kepepet uang di dompet sudah sangat tipis. Pernah juga sih waktu SMA jualan pulsa, tapi itu bukan kondisi mendesak.

Lalu saat itu ku putuskanlah untuk berjualan keripik. Aku membawa keripik daganganku menggunakan dua tas jinjing, naik kereta dari Bogor ke Depok, sambil membawa tas gendong yang digendong menghadap ke depan (waspada copet), lagi pula mau dicopet apanya ya? 😂, ih ada HP tahu.. Lumayan kan. Hihi

Aku gembal-gembol membawa tas sambil berdesak-desakan di dalam kereta, padat sekali isi keretanya. Aku juga mendapat bonus omelan ibu-ibu karena bawaanku yang banyak, ingin menangis rasanya. Waktu itu ongkos kereta malah naik dari 7rb jadi 9rb. Makin seringlah aku melamun di stasiun sambil menunggu kereta 😂.

Awalnya aku malu menawarkan daganganku pada mahasiswa lain yang sedang duduk di koridor, sangaaat malu, tapi kalau tidak kulakukan, daganganku tak cepat habis. Akhirnya ku hempaskanlah rasa malu itu. Alhamdulillah ada saja yang membeli daganganku ^_^. Kalau teman-teman sekelasku, mereka sudah pasti akan membeli daganganku, baiknya ya mereka ^_^ atau memang mereka sedang butuh camilan? 😂. Dosenku pun aku tawari untuk membeli daganganku, dan alhamdulillah dibeli juga ^_^.

Kalau dihitung, hasil dari berjualan keripik itu tak seberapa dibandingkan dengan ongkos kereta, angkot, biaya makan siang yang harus aku tanggung. Alhasil, menangislah aku sendiri di dalam kamar, rebahan di lantai, menceritakan segala duka lara pada Allah lewat tetesan air mata.

Kemudian aku terpikirkan untuk pergi ke toko buku, melihat-lihat judul buku, dan menawarkannya kepada temanku yang suka mengoleksi buku. Dengan senang hati dia membeli beberapa buku lewat aku. Alhamdulillah..

Dari situ lah aku dapat merasakan makna dari kata 'alhamdulillah'. Bahagianya luar biasa.. Bagaikan sedang kehausan di gurun pasir, kebingungan, lalu menemukan sebotol air.. Aaah.. Segar.. Mengapa airnya hanya sebotol? Karena perjuangan takan berhenti, hingga akhirnya nafas inilah yang menghentikannya.

Oh ya, Rasulullah SAW pun berdagang loh.. Begitupun para sahabatnya.. Aaahh.. Manis sekali jika bisa mengikuti jejak mereka ^_^

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar