Lupa
Lupa adalah situasi di mana kita tidak menyadari bahwa kita sedang
lupa. Nah, saat di mana kita telah menyadari kelupaan itu disebut kondisi
sadar.
Definisi seperti ini saya buat sendiri berdasarkan pengalaman ‘lupa’
yang telah berkali-kali saya alami. Ketika sedang lupa biasanya kita mampu
meninggalkan hal-hal yang justru dianggap penting, bahkan sangat penting karena
di saat lupa tingkat kesadaran pikiran kita sangat menurun. Bayangkan kalau
diri anda dalam kondisi pikiran dengan kesadaran rendah mencoba menyebrang
jalan yang dilalui oleh banyak kendaraan yang sedang ngebut. Entah apalah yang
akan terjadi, bergantung pada nasib anda, sedangkan nyatanya tak selalu kita
mendapatkan nasib baik.
Ketika sedang lupa biasanya kita mulai sadar kembali setelah ada yang
mengingatkan kita. Pengingat itu bisa disampaikan oleh manusia dan juga melalui
suatu peristiwa. Contohnya, pada hari rabu saya pergi ke kampus untuk mengikuti
ujian tengah semester, hari itu saya datang ke kelas yang sudah tertulis dalam
jadwal. Sesampainya di depan kelas saya merasa heran karena tak ada satupun
teman sekelas saya ada di sana, bahkan ketika bel masuk hampir dibunyikan. Saya
merasa aneh dengan ‘peristiwa’ yang saya alami itu lalu mulai mengingat apakah
ada yang telah saya lupakan. Kemudian saya mencoba menghubungi ‘teman sekelas’
saya untuk memastikan. Ternyata waktu ujian yang seharusnya adalah rabu depan.
Kelupaan saya mulai diingatkan atau disadarkan melalui peristiwa dan manusia.
Kelupaan yang saya alami tersebut tidak terjadi secara kebetulan, ada
beberapa hal yang memicu terjadinya lupa atau kondisi di mana pikiran tidak
sepenuhnya sadar. Tindakan yang saya pilih sebelumnya lah yang memicu
terjadinya lupa. Sebelum berangkat ke kampus saya tidak memeriksa kembali
tanggal yang tercantum di jadwal, saya memilih berangkat ke kampus tanpa
mempertimbangkan benar atau salah.
Jadi, ketika manusia sedang lupa ia tidak menyadari bahwa dirinya
sedang lupa. Ia akan menyadari bahwa dirinya lupa ketika ada yang mengingatkan,
pengingat itu bisa disampaikan melalui peristiwa dan manusia. Tindakan-tindakan
yang dilakukan tanpa pertimbangan benar atau salah dapat memicu terjadinya
lupa.
Lalu apakah ‘lupa’ yang cenderung orang-orang anggap remeh akan
menjadi sesuatu yang sangat berbahaya bagi kita? Tentu ! bahkan bisa jadi
membinasakan diri kita.
Putri Blume
Tidak ada komentar:
Posting Komentar