Rabu, 06 Mei 2015

Lupa



Lupa

Lupa adalah situasi di mana kita tidak menyadari bahwa kita sedang lupa. Nah, saat di mana kita telah menyadari kelupaan itu disebut kondisi sadar.

Definisi seperti ini saya buat sendiri berdasarkan pengalaman ‘lupa’ yang telah berkali-kali saya alami. Ketika sedang lupa biasanya kita mampu meninggalkan hal-hal yang justru dianggap penting, bahkan sangat penting karena di saat lupa tingkat kesadaran pikiran kita sangat menurun. Bayangkan kalau diri anda dalam kondisi pikiran dengan kesadaran rendah mencoba menyebrang jalan yang dilalui oleh banyak kendaraan yang sedang ngebut. Entah apalah yang akan terjadi, bergantung pada nasib anda, sedangkan nyatanya tak selalu kita mendapatkan nasib baik.

Ketika sedang lupa biasanya kita mulai sadar kembali setelah ada yang mengingatkan kita. Pengingat itu bisa disampaikan oleh manusia dan juga melalui suatu peristiwa. Contohnya, pada hari rabu saya pergi ke kampus untuk mengikuti ujian tengah semester, hari itu saya datang ke kelas yang sudah tertulis dalam jadwal. Sesampainya di depan kelas saya merasa heran karena tak ada satupun teman sekelas saya ada di sana, bahkan ketika bel masuk hampir dibunyikan. Saya merasa aneh dengan ‘peristiwa’ yang saya alami itu lalu mulai mengingat apakah ada yang telah saya lupakan. Kemudian saya mencoba menghubungi ‘teman sekelas’ saya untuk memastikan. Ternyata waktu ujian yang seharusnya adalah rabu depan. Kelupaan saya mulai diingatkan atau disadarkan melalui peristiwa dan manusia.

Kelupaan yang saya alami tersebut tidak terjadi secara kebetulan, ada beberapa hal yang memicu terjadinya lupa atau kondisi di mana pikiran tidak sepenuhnya sadar. Tindakan yang saya pilih sebelumnya lah yang memicu terjadinya lupa. Sebelum berangkat ke kampus saya tidak memeriksa kembali tanggal yang tercantum di jadwal, saya memilih berangkat ke kampus tanpa mempertimbangkan benar atau salah. 

Jadi, ketika manusia sedang lupa ia tidak menyadari bahwa dirinya sedang lupa. Ia akan menyadari bahwa dirinya lupa ketika ada yang mengingatkan, pengingat itu bisa disampaikan melalui peristiwa dan manusia. Tindakan-tindakan yang dilakukan tanpa pertimbangan benar atau salah dapat memicu terjadinya lupa.

Lalu apakah ‘lupa’ yang cenderung orang-orang anggap remeh akan menjadi sesuatu yang sangat berbahaya bagi kita? Tentu ! bahkan bisa jadi membinasakan diri kita. 

Putri Blume

Tidak ada komentar:

Posting Komentar