Bagiku, pernikahanku adalah hadiah besar untukku. Kenyamanan rumah yang aku rindukan bisa aku rasakan setelah menikah. Aku menetapkan batasan dalam rumah tangga ini agar suamiku dan aku bisa menghargai, dan menjaga komitmen kami. Harapanku agar kami bisa sama-sama menjauhi perkara yang mengarah pada batasan yang sudah kami sepakati. Harapanku besar pada rumah tangga ini, aku ingin anak-anak kami tidak merasakan apa yang pernah aku rasakan di masa lalu sebagai anak broken home.
Broken home bukan sesuatu yang indah, namun itu adalah hikmah yang baik nan panjang untukku. Karenanya, sekarang aku sangat berhati-hati agar jangan sampai batasan itu dilanggar, agar jangan sampai rumah tangga ini rusak, dan berakhir sehingga aku harus merasakan kembali duka itu. Terutama, aku tak ingin anak-anak kami merasakannya.
Tanpa ku sadari aku kehilangan diriku sendiri, aku dipenuhi rasa khawatir, dan takut yang berlebihan. Padahal bukan hanya aku yang harusnya menjaga rumah tangga ini, melainkan bersama-sama. Aku adalah aku, suamiku adalah dia yang sama sekali aku tak dapat mengaturnya.
Ya, Allah.. aku ingin melepas ini, keterikatan, kemelekatan. Rasanya sungguh tak nyaman, dipenuhi kekhawatiran, dan ketakutan. Apapun itu, aku berharap kebaikan, kebahagiaan, keberkahan, keselamatan di dunia, dan akhirat. Kebahagiaan adalah bersama-Mu ya Allah. Dukaku adalah kehilangan-Mu.
Aku berdoa agar Allah meridhoiku, dan kelak mewafatkan aku dalam keadaan husnul khatimah.
Doa kebaikan tak terhingga untuk anak-anakku tersayang, tercinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar