Senin, 30 Juni 2025

Susah Senang Itu Dipergilirkan

Apa yang terjadi di dunia ini sering kayak mimpi. Sering nggak nyangka, terus kayak yang cepet banget. Tahu-tahu anak udah gede, udah bisa ngeledek umanya 😅

Aku juga nggak nyangka 'akan', dan 'bisa 'tinggal di lingkungan yang sekarang. Karena ini daerah yang baru banget buat aku, biasanya aku takut sama sesuatu yang baru, ya emang takut sih, tapi bisa kok ternyata.

Dalam hidup ini, kita berpindah dari satu cerita ke cerita yang lain. Waktu aku kecil, aku senang kalau suasana tentram, bahagia, adem, pokoknya yang nyaman lah. 

Namun ketika suasana menjadi kelam, aku mulai merasa tidak nyaman, aku pikir kehidupan nggak seharusnya seperti itu, aku pikir sedih itu adalah sesuatu yang buruk, bahwa seharusnya orang nggak bersedih. 

Setelah dewasa sekian lama, aku baru mengerti juga memahami, ternyata susah dan senang itu memang dipergilirkan lho. Poinnya bukan pada 'susah' atau 'senang', tapi tentang bagaimana respon kita terhadap kedua hal tersebut. Respon yang tepat akan menghasilkan sesuatu yang baik, dan membuat kita tenang.

Berapa banyak orang yang mendapat kesenangan tapi pribadinya menjadi buruk? Hitung sendiri 😅

Ada nggak orang yang mendapat kesenangan malah pribadinya bijaksana? Hayo, ada nggak? 😁

Ini tentang cara kita merespon 'susah' dan 'senang'. Susahnya dengan sabar, senangnya dengan syukur. Jika sedang susah, kita terima perasan sedih itu, nggak papa kok merasa sedih, nggak papa kok kita merasakan segala sesuatu yang nggak nyaman itu, ungkapkan aja dengan cara yang baik, nangis aja, nggak papa.

Kalau kita sudah menerima perasaan susah itu, kita sampaikan, kemudian kita minta solusi ke Allah. Iyes! Ke Allah. Karena apapun yang terjadi pada kita, susah atau senang, Allah mau kita kembalikan pada-Nya. Saat senang pun kita bersyukur pada-Nya itu artinya kita kembalikan kesenangan itu juga pada-Nya. Tepat sekali!

Nanti, Allah kembalikan rasa sabar, dan syukur kita pada-Nya dengan ketenangan. Rasa tenang itu yang termahal, itu yang terbaik! Mau nangis nggak? Nangis dong. Allah baik banget 😭 yuk sholat yuk ✨


Senin, 16 Juni 2025

Dari 0 Ya

Orang-orang ribut. Meributkan tentang ruginya menemani dari 0. Ya terserah saja, masing-masing. Mau dari 0 kek, puncak kek, terserah. Peduli amat sama pilihan orang.

Mau kamu pilih dari 0 atau sudah di puncak, masing-masing ada ujiannya. Mau hidup tanpa ujian? Mimpi. Orang mati saja masih ada pertanggungjawabannya. 

Inti dari semuanya itu bukan tentang dari 0 atau puncak. Tapi niat anda mengawali hubungan anda, bagaimana cara anda, tujuan anda. Buat apa meributkan hal yang tidak perlu?

Lah, kok aku juga ikut ribut? 
(Ketawa geli)


Kenapa Takut Kehilangan Sementara Aku Tak Pernah Benar-Benar Memilikimu

Hal konyol di dunia ini adalah perasan memiliki sesuatu, padahal nothing. Aku tak pernah benar-benar memiliki, sebab semuanya milik Allah. Kebahagiaan yang aku rasakan berasal dari Allah. Kemudian jika aku ditimpa kesedihan, aku hanya diminta untuk bersabar melaluinya. 

'Hanya' sebuah kata yang penuh makna. Semuanya yang aku jalani di dunia ini, lalui saja. Bahagianya dengan syukur, sedihnya dengan sabar. Ya, lalui saja. Karena semuanya betul-betul akan berlalu, semuanya berlalu silih berganti. Apapun yang terjadi, bahagia maupun sedih, yang terpenting adalah ketenangan.

Rasa takut kehilangan yang ada di dalam hati digetarkan oleh Allah agar aku sadar bahwa kepemilikan itu ada pada Allah. Manusia harus selalu diingatkan, karena manusia adalah manusia. 

Terima saja perasaan bahagia itu, terima saja perasaan sedih itu, nikmati saja. Aku 'hanya' perlu melaluinya. 'Hanya'.

Bagaimana makna 'hanya' dalam kehidupanmu?

Aku tak penasaran.