Senin, 20 Juli 2020

Cintanya Suami

Inginnya every moment dengan Suami so sweet semuanya. Nyatanya ada aja yg bikin kesel. Tapi sebenernya semuanya bisa selesai hanya dengan satu kata 'maaf'. Meski hanya satu kata, kenapa berat sekali diucapkan? Padahal setelah diucapkan, dan dibarengi dengan pelukan hangat, setelahnya terasa menenangkan.

Menjaga ketentraman dalam rumah tangga butuh effort, dan perjuangan kita mengalahkan ego untuk mengucapkan satu kata 'maaf'. Dan, aku coba mengingat apa saja yang telah ia berikan padaku. Mencuci pakaian, menemani si kecil, menyapu dan mengepel rumah. Agar ringan diriku dalam menjalani hari. Semua perhatiannya, meski tak pernah ditunjukan dengan setangkai mawar, juga merupakan tanda cinta dari seorang Suami. 

Aku merasa nyaman jika rumah tanggaku tentram, dan merasa bahagia dalam merawat anakku karenanya. Aku sadar, anakku butuh seorang Ibu yang bahagia, agar bisa merawatnya dengan penuh cinta. Dan, salah satu yang menentramkan adalah dengan bersyukur terhadap apa-apa yg Allah berikan kepadaku. 

Keluarga kecil kami, saat ini bukan keluarga yg berlebih apalagi kaya, belum tahu esok atau nanti. Namun Allah selalu mencukupkan kebutuhan kami, memenuhi hati kami dengan kesyukuran. Begitu pula aku sebagai seorang Istri, menerima Suamiku yang romantis dengan caranya. 

Semoga Allah selalu karuniakan keberkahan dalam rumah tangga kita semua, aamiin ya rabbal alamin. Jangan lupa bersyukur, insya Allâh bahagia 😊


Jumat, 17 Juli 2020

Bumil Kuyuz

Waktu hamil anak pertama (memang baru satu, hehe) katanya aku tak seperti bumil lainnya yg endut. FYI dari sebelum nikah pun aku kuyuz, kalau berasa gemukan langsung stop makan malem deh. Tapi bumil kan harusnya gemuk gitu loh, kata orang. Nggak harus sih menurutku, hehe. 

Yang orang nggak tahu dan nggak mau tahu, tiap cek kehamilan berat badan aku naik. Jadi nggak ada masalah sih sama akunya. Kalau berat badan bayi memang diminta naikin waktu itu. Dan, akhirnya makan alpukat yg buanyak. Alhamdulillah signifikan bb bayi naiknya. Kalau akunya ya biasa aja. 

Awal hamil aku berjuang banget buat makan aja. Jangan samakan aku sama bumil lainnya yg katanya enggak 'rewel' pas hamil. Kalau aku rewel pisan 😂 muntah parah, nggak kuat bau parah, nggak nafsu makan parah. Makan pun keluar lagi, yg mudah masuk tu cemilan dan buah mangga waktu itu. Selebihnya, keluar lagi. 

Bumil kuyuz nan rewel ini juga perutnya sering sakit kalau dibawa ngerjain pekerjaan rumah, jadi banyak rebahannya. Fisik aku lagi down banget waktu itu, ditambah harus nahan komentar negatif orang. Tapi akhirnya aku lebih milih buat bodo amat apa kata orang waktu itu. Yg tahu kondisi aku adalah aku. Dan aku peduli dengan keselamatan bayiku, bukan omongan orang. 

Hari-hari yg sulit waktu itu, dan berasa banget yg akan percaya aku tanpa suudzon itu cuma Allah. Alhamdulillah sudah terlewati. Di balik itu semua itu, yg komentar enggak tahu kan kalau saat itu kami harus 'menghitung' untuk sekadar beli cemilan. 

Tapi percayalah, akan selalu ada orang yg enggak suka sama kita. Yg harus kita selalu ingat adalah kita punya Allah, seburuk apapun situasinya. Allah nggak tidur, Allah akan tolong kita. Jelasin semuanya ke Allah sebagai luapan keluh kesah kita. Allah yg akan buka kebenarannya insya Allah, kalau nggak di dunia ya di akhirat. Allah Maha Adil. 

Minggu, 05 Juli 2020

Dimulai dari Nol Ya

Talenan Kami

Dari piring pemberian teman. Mantul, manis betul. Hehe. Semoga Allah berikan keberkahan pada setiap rumah tangga teman-teman semua, semoga Allah mudahkan untuk menyempurnakan separuh agamanya bagi yg masih single. Aku juga pernah merasakan, di mana aku masih bertanya-tanya siapa jodohku? 😂

Dan aku juga rasakan manis asam asinnya rumah tangga, hehe. Semoga Allah karuniakan kita pasangan yg dapat menentramkan hati dan jiwa. Jadi apapun masalahnya bisa dijalani dengan tenang, insya Allâh 😊

Kalau harus milih, berumahtangga dari nol atau pacaran dari nol untuk menabung nikah. Pilihlah menikah dari nol. Insya Allâh berkah 😊

Mantul, manis betul 😘

*syarat dan ketentuan berlaku

#dimulaidarinolya