Selasa, 29 Oktober 2019

Needs

Aku butuh km Istri!

Apaan sih Suami, pengennya diturutin terus, pokoknya suami selalu bener deh. Ah, sebel.

Padahal Istri juga butuh Suami, dan Istri juga ngomel kalau kebutuhannya belum dipenuhi. Dan kata Suami, Istri itu selalu benar.

Hmmm.. Ok ok, jadi selama ini kami saling menilai dari perspektif diri masing-masing, tanpa memaklumi situasi orang lain. Yg sebetulnya kami itu saling membutuhkan, dan kami bahagia untuk saling memenuhi kebutuhan satu sama lain.

Jika Suami memberi pada Istri, Istri jadi bahagia.

Jika Istri memberi pada Suami, Suami jadi bahagia.

Memberi apa?

Memberi cinta! Memberi ketulusan!
Bukan omelan, bukan ambekan.

Tapi sayangnya, kita lebih banyak memilih untuk take, take, and take dari pasangan kita.

Padahal kita bisa give, give, and give pada pasangan kita.

Terus kalau kita udah give terus ke pasangan, siapa yg akan bales kalau ternyata pasangannya kurang peka?

Allah!

Allah yg akan balas!

Seluruh perbuatan baik km hanya untuk Allah kan?

Ingat, bagi Allah amatlah mudah membolak-balikan hati pasangan kita.

So.. Semoga kita selalu istiqomah berbuat baik hanya karena Allah. Aamiin ya rabbal alamin.

Kamis, 17 Oktober 2019

Ku Terima Kekuranganmu

Menurutku salah satu tanda kita udah siap nikah adalah ketika kita udah siap menerima kekurangan orang lain. Orang yg akan menjadi pasangan kita sepanjang hidup baik di dunia maupun di akhirat (harapannya begitu).

Dari sekian banyak manusia di bumi ini ( yg bukan nabi), adakah manusia yg nyaris sempurna? Kalau kelihatannya nyaris sempurna atau bahkan sempurna, mungkin kita yg belum mengenal dia lebih dekat.

Sebagai contoh, lihat saja pada diri kita sendiri. Apakah kita sudah nyaris sempurna? Kalau aku sendiri, mungkin malah jauh dari kata nyaris. Di luar kita mungkin terlihat seperti manusia yg berwibawa, cantique, ganteng-ganteng skoteng, dll. Tapi di rumah? Orang tua kita yg tahu kita seperti apa.

Bisa jadi kita kalau libur sekolah/kerja juga libur mandi, kalau tidur ngiler dan ngorok. Atau bahkan adik atau kakak kita tahu banget kalau kita suka buang angin sembarangan. Baca ya, 'suka'. Iyuuuuhhh..
Kalau tadi orang lain yg melihat kamu itu such a wow person tahu, batal kali naksir sama kamu. Wkwkwk. Lah, kok kamu? Terus aku enggak gitu? Hahaha (puas banget ketawanya).

Ok, ada kekurangan yg masih bisa kita terima, dan kita bantu lengkapi. Ada juga yg nggak bisa. Sesuaikan saja dengan kesiapannya masing-masing. Tapi kalau kita nyari atau nunggu yg sempurna, entah kapan dapetnya.

Lalu aku dan suami gimana?

Aku ini pakaiannya suami.
Suami itu pakaiannya aku.

Aku tutupin aib suami.
Suami tutupin aib aku.

Aku jaga kehormatan suami.
Suami jaga kehormatan aku.

Kalau di mata manusia kita ini baik. Itu semata-mata karena Maha Baiknya Allah udah nutupin aib kita. Jadi, tetap rendah hati ya..

Jadi, kalau kita mau nikah. Siapkan diri untuk menerima kekurangan orang lain. Insya Allâh setelahnya kita bisa lebih siap menerima kelebihannya dengan rasa syukur.

Terakhir..

I love you, my husband. Yg kadang jadi manusia ternyaman buat aku, dan kadang juga jadi manusia terngeselin buat aku, hahaha.

Semoga kita semua dikaruniai rumah tangga yg selalu sakinah waddah warrahmah. Aamiin ya rabbal alamin

Selasa, 15 Oktober 2019

Working Mum

Ibu bekerja bisa karena kesukaan, bisa juga karena kebutuhan. Hidup ini pilihan alias kita tidak bisa memilih semuanya dalam beberapa hal, dan dalam kondisi tertentu.

Hanya ditinggal ke kamar mandi sebentar, baby bisa nangis gerung-gerung. Alhamdulillah Uminya nggak suka boong, masih di kamar mandi bilangnya udah otw, eh 😅

Betapa bergantungnya baby sama Uminya. Betapa sedih Uminya lihat baby-nya nangis sampe segitunya. Teringat jaman dulu juga nangis kalau ditinggal ortu berangkat, hehe.

Bagi aku, Umi yg bekerja itu strong banget. Karena di samping bekerja di luar, dia juga harus mengerjakan kewajiban kepada suami dan juga anaknya. Itu butuh energi ekstra. Such a lelah situation.

Dan, ada juga Umi yg memilih untuk nggak bekerja. Karena tahu kemampuannya sampai sejauh mana. Yg mungkin kalau nyambi kerja di luar, suami dan anak malah kurang keurus. Suami pengen dilayani mungkin ngeluh capek. Anak ngajak main mungkin nyuruh main sama gadget aja. Akhirnya kewajiban malah luluh lantak.

Meski hidup pas-pasan. Pas mau makan ada, pas mau jajan ada, pas mau jalan-jalan ada, pas deh pokoknya, itu udah alhamdulilah. Sukur-sukur bisa lebih, jadi bisa sedekah lebih juga. Yg terpenting moment sama baby nggak hilang.

Karena ada masanya dia bukan baby lagi, nggak bergantung sama Uminya lagi, punya kegiatannya sendiri, bahkan mungkin harus menimba ilmu di negeri sebrang. Uminya harus ikhlas. Uminya nggak bisa paksa dia buat stay sama Uminya terus, hiks 😢

"Anak Umi tersayang. Kesempatan untuk bersama ini nggak bisa diputar ulang. Dan, mustahil Umi beli dengan uang. Biarkan Umi puas-puasin nemenin adek, peluk adek, cium adek, bobo sama adek, hiks😢. Semoga Allah penuhi hati kita dengan rasa syukur."

Setiap dari kita berhak memilih. Dan kita harus bertanggungjawab atas pilihan kita. Pastikan kitalah yg bertanggungjawab atas pilihan yg kita buat, bukan anak kita. Anak yg sungguh kita nantikan kelahirannya saat itu.

Selasa, 08 Oktober 2019

Berjuang

Istighfar.. Dengannya aku mengakui bahwa aku adalah hamba yg telah melakukan banyak dosa, kesalahan, dan khilaf, bahwa aku bukanlah siapa-siapa di hadapan Allah swt. Jika ada manusia memandangku baik sejatinya itu adalah kebaikan Allah swt yg telah menutupi segala aibku.

Dengannya aku memohon agar Allah swt mengampuniku, dan agar Allah swt mengabulkan doa-doaku. Karena dosa dapat menjadi hijab antara hamba dengan Tuhannya.

Allah memuluskan jalanku saat itu. Mama berkenan dengan apa yg aku sampaikan. Dan pada mulanya Mama juga berkenan dengan konsep pernikahan sederhana yg akan dihadiri keluarga juga kerabat dekat. Tapi Allah yg Maha Membolak-balikan Hati, manusia bisa saja berubah.

Kemudian ortuku meminta dia ❤️ datang menemui mereka. Lampu hijau telah menyala. Dia ❤️ segera mengatur waktu untuk menemui kami di rumah. Sampai tiba saatnya dia ❤️ dengan sangat jelas menyatakan niatnya untuk menikahiku pada ortuku.

Beberapa hari berselang, dia ❤️ ditemani oleh kawannya bersepeda motor menuju ke salah satu kecamatan di kabupaten Cilacap untuk menemui Ayah kandungku. Bukan perjalanan yg nyaman, karena mereka harus merasakan nyemplung ke sawah di tengah perjalanan, hehehe. Untuk apa dia ❤️ ke sana? Tentunya untuk meminta restu pada ortuku di sana. 

Benar saja, dia ❤️ dan kawannya disambut baik, diajak jalan-jalan pula, hehehe. Nanti giliranku yg pergi ke sana sendirian untuk meminta restu pada mereka sebelum dia ❤️datang kembali ke rumahku dan membawa serta keluarganya untuk melamarku secara resmi.

Semuanya berjalan baik, sampai tiba-tiba ortuku berubah pikiran, dan ingin mengundang bukan hanya keluarga dan kerabat dekat. Aku dan dia ❤️ menjadi bimbang, bingung entah bagaimana, karena kami belum punya dana yg cukup. Keuangan keluargaku pun saat itu sedang defisit.

Sedangkan kami sedang mengatur waktu untuk melangsungkan acara lamaran keluarga. Sekali lagi Allah Yang Maha Membolak-balikan Hati. Kami seperti buntu memikirkan solusinya. Lalu kami memutuskan untuk menunda acara lamaran keluarga. Memanjangkan waktu menabung kami.

Setiap bulan kami menyisihkan gaji kami.
Di sisi lain kami khawatir jika proses ini berjalan terlalu lama. Kami tidak ingin terjadi fitnah. Aku pun tak ingin menyusahkan dia ❤️.  Hampir-hampir ingin aku hentikan saja proses kami. Tapi dia ❤️ juga sedang berusaha mencari solusinya.

Rasulullah menganjurkan untuk mengadakan walimah, yaitu mengumumkan pernikahan. Mengumumkan dengan mengundang orang untuk makan-makan misalnya, sederhana saja. Jadi bukan seperti pada umumnya sekarang, acara resepsi besar-besaran, butuh dana sekian rupiah, yg kadang malah itu jadi menyulitkan.

Ada kekhawatiran keluarga jika pernikahan hanya dihadiri keluarga dan kerabat dekat. Khawatir disangka orang yg aneh-aneh, seperti menikah diam-diam. Ya, kalau mau menuruti omongan orang tiada habisnya. Kita nggak bisa memuaskan semua orang.

Kadang terpikir, mau ibadah aja kok sulit? Tapi semua terjadi atas kehendak Allah. Mungkin Allah ingin bukti kesungguhan kami. Allah hanya minta kami berusaha maksimal sesuai kadar kami. Soal hasil Allah yg kasih. Bagi Allah semuanya mudah.

Orang yg ibadah berjuang.
Orang yg maksiat juga berjuang.

Tinggal kita yg pilih mau berjuang dalam ibadah atau maksiat?

Semuanya harus kita pertanggungjawabkan.

Minggu, 06 Oktober 2019

Is it make sense?

Logika mengatakan kami tak mampu untuk melangkah ke jenjang pernikahan, atau menjalani pernikahan. Karena apapun di dunia ini butuh yg namanya money alias uang, yes.

Setelah memohon pertolongan kepada Allah lewat setiap sholat wajib dan tahajud agar ortu memberikan kesempatan pada pilihanku, dan alhamdulillah Allah bukakan pintu kesempatan itu.

Aku terus berpikir how to get married with no money? How to persuade my parents?
How? How? How?

Satu-satunya cara adalah Istighfar. Hampir sepanjang jalan menuju ke rumah aku beristighfar. Aku ingin memberitahu ortuku tentang rencanaku, pernikahan sederhana. Dengan uang yg baru akan kami kumpulkan. Rasanya takut untuk menyampaikan, banyak kekhawatiran. Tapi aku memohon dengan sangat agar Allah memudahkan.

Katanya menikah itu mudah, tapi gengsinya yg besar. Banyak orang memilih bertahun-tahun pacaran, menabung untuk biaya pernikahan. Padahal sejatinya ia tengah menabung dosa, yg pasti harus dituai olehnya.

Semoga Allah mengampuni kita semua.

Berjalan sendiri mungkin aku akan terombang-ambing. Namun bila aku bersama Allah, Allah yg akan menguatkan aku, insya Allâh..

Kamis, 03 Oktober 2019

Alasan Memilih Dia

Jadi, aku memilih dia ❤️ karena..

Agama
Walaupun dia bukan ustadz, tapi insya Allâh dia mau menerapkan ilmu agama yg dia ❤️ dapat.

Akhlak
Insya Allâh dia ❤️ punya akhlak yg baik. Tahunya dari mana? Selama proses ta'aruf dan khitbah yg diiringi ujian terilihat bagaimana karakternya.

Visi Misi
Kami memiliki visi misi yg cuco satu sama lain insya Allâh.

Kecenderungan
Ada satu momen di mana saat ku lihat dia ❤️, kemudian aku tersipu malu.
Awwww-awwww.. 😝
Selepas nikah gimana? Malu-maluin 😂

Ku Pilih Dia

Semua orang mungkin udah tahu, pada akhirnya aku pilih dia ❤️. Tapi kenapa? Apa aku dapet jawaban istikharah lewat mimpi?

Uw, nehi-nehi.
Kalaupun mimpi, itu nggak bisa dijadikan alasan kuat untuk memilih. Karena mimpi bisa dipengaruhi setan, apalagi kalau misal kita udah ada rasa sama calon kita, ya mimpinya mau nikah sama dia aja kali, alias penilaiannya udah kurang objektif.

Btw, aku udah suka sama dia ❤️ belum waktu itu?

Jawabannya belum. Karena dia ❤️ itu cukup ngeselin selama kami berteman. Tapi ternyata ada saat di mana aku lihat sisi positif diri dia.

Sampe kemudian kami ta'aruf, tukeran biodata, tanya jawab seputar rencana kedepannya.

Dulu aku pernah doa, "ya Allâh, jika berniqab dapat membawa kebaikan bagi dunia dan akhiratku, maka mudahkanlah..."

Saat itu aku udah minta izin sama Mama untuk berniqab, tapi belum dapat izin. Jadi sambil aku memantapkan niat, sambil aku doa gitu.

Dan ternyata, waktu aku tanya jawab soal rencana kedepannya. Dia bilang ❤️ kalau dia itu ingin istrinya berniqab.

Uwow 😱

Ini dia. Dia orangnya. Jawaban dari doaku, yg insya Allâh bisa membantu memuluskan jalan aku buat berniqab.

Tapi gimana cara nyampeinnya ke ortu kalau aku pilih dia ❤️, sementara ortu juga mau ngenalin calon? Perasaan ortu kan sensitif banget, apalagi kalau dapat penolakan dari anaknya 😥

Selasa, 01 Oktober 2019

Kefefet

Lanjut lagi ya ceritanya.. 😀

Dulu waktu Khadijah ra. menikah dengan Muhammad saw. Nabi kita belum diangkat menjadi Rasul, belum jadi orang paling terkenal dan berpengaruh di seluruh dunia.

Jadi, Khadijah ra. fokus sama akhlak beliau ya.

Nah, kalau kita pilih calon suami fokus ke apanya nih? Hehehe

Ketamfanannya kah?

Aku juga suka sih yg tamfan 😂
Kalau ama yg cantik kan nggak cuco ya, masa iya aku udah cantik dipasangin sama yg cantik juga 😝

Ketika aku udah yakin ni sama akhlak dia ❤️, aku nggak serta merta berpatokan dengan keyakinanku itu. Tapi aku sholat istikharah terus. 10x lebih aku sholat, lebih banyak malah.

Dari aku ambil keputusan buat ta'aruf sama dia ❤️, sampe dia mau ngelamar pun aku istikharah terus. Total istikharahnya berapa aku lupa. Secara kan ya, buat pasangan dunia akhirat insya Allâh.

Jadi aku istikharah, kemudian Allah kasih jalan.

Dan kalian tahu nggak? Aku sama dia ❤️ mau nikah, tak punya tabungan uang sama sekali. Enoooollll.. Ni ya aku tulis angkanya 0

Sementara situasinya kefefet banget. Ada dari kerabat keluargaku dan ortuku mau aku berposes menuju nikah dengan seorang yg katanya sudah mapan

Jadi waktu itu aku istikharahin dua. Yg dari kerabatku sama dia ❤️

Hati ini ketar-ketir.. Khawatir jatuh pada lelaki yg salah, jadi harus hati-hati banget.  Karena ya inginnya menikah dengan seorang yg membuat aku lebih dekat dengan Allah.

Ku Pilih Dia

Udah lama ya nggak cerita-cerita.. Hehe..

Dulu apa sih yg membuat aku milih dia ❤️ jadi suamiku?

Sederhana aja sebenernya.

Dia ❤️ itu jujur.

Kurang-kurangnya dia dikasih tahu bener-bener. Padahal sebenernya bisa aja dia tutupin, atau nggak perlu dia ceritain.

Sampe aku mikir, baru nemu cowo jujur kayak gini. Eh, nemu 😌
Di saat kebanyakan cowo menggembar-gemborkan kelebihannya, dia ❤️ milih buat jujur dengan segala kekurangannya.

Jadi teringat sama Khadijah ra. yg memilih Muhammad saw karena kejujurannya.

Yg pake baju merah, jan ampe lepas.. 😂
Yg jujur.. Jangan dilepas, eh 😄

Bagi aku kejujuran itu adalah kebaikan yg amat luar biasa di masa sekarang ini.

Alhamdulillah pas udah nikah terbukti jujur. Kalau cemacem istrinya ini bisa ngambek soalnya 😂

Ya intinya aku milih dia ❤️ karena dia punya akhlak yg baik insya Allah.

Selepas nikah Alhamdulillah dengan senang hati aku menerima segala kelebihannya. Misalnya dia ❤️ lebih cerewet, dan lebih jail 😯

Inget waktu aku hamil Siddiq, aku muntah di perjalanan pulang dari kondangan, muntahin pakaian sendiri + nyiprat ke pakaian suami (masih di atas motor kaminya). Dengan telatennya dia ❤️ bersihkan pakaianku, aku disuruh istirahat, dipijitin 😭

Aaaahhh.. Suami.. Bener-bener aku nggak salah pilih.. 😭
Tapi kalau lagi ngambek, lupa deh sama yg baik-baiknya.. Maafin istrinya, Suami.. 😭

Ya, intinya, pilihlah karena agama dan akhlaknya, niscaya engkau akan beruntung. Begitu pesan nabi Muhammad saw.

Entah suamiku yg beruntung dapetin Istrinya yg gemesin ini, atau malah aku yg beruntung dapetin suami yg masya Allâh bikin istrinya gemes juga😝

Boleh cubit-cubitan nggak sih? Hehehe