Jumat, 21 April 2017

My Long Distance Friendship #2

Beyzaku sedikit tertutup, jadi aku hanya akan bercerita tentangnya melalui short posting saja. Ok, aku beritahu kenapa dia sedikit tertutup.

Pertama kali berkenalan dengan Beyza, sama sekali aku tak tahu wujudnya seperti apa. Foto profil instagram tak ada, bahkan aku juga tak diperkenankannya mengikuti akun instagramnya. Entah siapa dia itu, aku bertanya-tanya dan khawatir kala itu.

Ketika kami mulai berbicara di what's app, dia pun tak memasang foto di profilnya. Karena aku khawatir, maka aku minta padanya untuk melihatnya. Ya tentu saja aku khawatir, identitasnya belum aku tahu, apakah dia orang baik atau bukan.

Dengan ragu dia mengirim fotonya padaku. "I trust you" gitu katanya. Saat pertama kali aku lihat fotonya, warna rambutnya, aku teringat dengan seseorang yang pernah aku lihat sebelumnya. Seorang yang secara tidak sengaja aku lihat di... (Aku bingung menjelaskannya), apakah itu alam bawah sadar? Tapi aku sadar, apa itu imajinasi? Tapi aku tidak sedang berkhayal kala itu. Ok, apalah itu namanya. Jika kamu ingin lebih tahu lengkapnya, baca ceritaku yang sebelumnya berjudul 'Aku Melihatnya Sebelum Bertemu Dengannya'.

Kemudian Beyza beritahu aku mengapa tak ada fotonya di sosial media.

"Aku belum berhijab, maka aku harus berhati-hati dan tidak sembarangan mengirim fotoku."

Oh.. Begitu..
Kami berbicara panjang lebar, menurutnya tak baik jika foto dirinya bertebaran di sosial media, dipandangi oleh orang asing atau laki-laki. Itu berbahaya. Hmmm.. Apa kabar diriku ya? Sebetulnya aku merasa malu saat dia berkata begitu. Dia belum berhijab, tapi sebegitu menjaga dirinya. Sementara aku? Sebelumnya aku dengan santai upload fotoku di sana dan di sini. Ok, aku harus belajar darinya dalam hal ini.

"Aku ingin berhijab, tapi ibuku tidak suka, ia sangat melarangku" ucap Beyza.

Aku tidak heran mendengarnya. Sebab dulu pun aku begitu. Dulu ibuku melarangku berhijab, itu karena ketidaktahuannya. Saat ini, posisi Beyza mirip seperti posisiku yang dulu.

:photo was taken by her

Rabu, 05 April 2017

Elusan Mama Membawa Berkah

Judulnya dramatis banget ya? Hahaha😂. Tapi kadang hidup memang sedrama itu.

"Ma, Vita berangkat, doain ya."

"Iya" ngelus kepala, terus sambil lewat mama bilang "semoga diterima ya."

Kepala aku langsung nengok ke arah mama, dan mama berlalu ke kamarnya. Pas aku nengok, pas banget kaca.

"apa? Barusan kepala aku dielus, DIELUS loh !" Sambil ngaca.

Mata aku berkaca-kaca dong ! (di depannya memang ada kaca).

Mungkin terkahir kali kepala aku dielus mama itu waktu aku kecil. Hari ini, bener-bener luar biasa masya Allah. Setelah penolakan-penolakan itu, ternyata aku dihadiahi elusan mama oleh Allah ^_^

Elusan mama membawa berkah, coba tebak hadiah apa lagi yang Allah kasih setelah itu? ^_^

Picture Source:fr.123rf.com

Kami Tidak Sempurna

Kadang aku pikir Beyza itu keras kepala.

Kadang Beyza juga berpikir bahwa aku ini tidak bisa mengerti dia.

Kadang kami merasa kesal terhadap satu sama lain, dan sedikit membuat jarak.

Ego kami terlalu besar.

Tapi kami adalah teman. Membuat jarak bukan berarti kami meninggalkan satu sama lain. Kami hanya perlu waktu untuk mengerti bahwa kami berdua tidak sempurna.

Kami sadar bahwa tak mungkin untuk memaksa satu sama lain menjadi seperti yang diinginkan. Kami berbeda.

Justru dengan perbedaan itu kami bisa saling melengkapi.

Aku menyayangi Beyza meski kami belum pernah berjumpa secara langsung.

Saat ini tanganku memang belum bisa menjangkau tangannya.

Tapi doaku dekat bersamanya insya Allah.

Sekesal-kesalnya kami terhadap satu sama lain, nyatanya kami tetap saling rindu. Teman memang selalu begitu ^_^

Sesungguhnya kami bukan sekadar teman. Kami adalah saudara ^_^

Aku menyayangimu karena Allah Beyza.

Minggu, 02 April 2017

Kecewa

Kamu hanya manusia biasa, sebagaimana aku pun hanya manusia biasa.

Terlalu sering dikecewakan manusia, manusia terlalu sering mengecewakan.

Aku pun demikian, mungkin aku juga sudah sering mengecewakan orang lain tanpa aku sadari. Manusia tempatnya salah, tempatnya khilaf, maksudnya manusia pasti pernah berbuat salah.

Tapi akan buruk akibatnya jika manusia terus menerus berbuat salah, padahal dia sudah tahu bahwa perbuatan itu salah.

Rasanya tak enak memang bila disebut salah. Tapi ada masanya kita harus mengakui bahwa kita bersalah, dan berusaha untuk memperbaiki diri.

Aku hanya manusia biasa, kadang pun merasa kecewa. Tapi kembali harus ku ingat, Allah satu-satunya tempat aku bergantung, dan berharap. Hanya Allah.

Kamu manusia biasa, sebagaimana aku pun manusia biasa. Semoga kita bisa menjadi hamba yang lebih baik lagi ^_^

Picture source: henorwofegbe.wordpress.com