Ada masanya aku capek buat berusaha buktiin ke orang-orang agar percaya bahwa aku punya alasan baik dari pilihanku. Capek secapek-capeknya, sampai aku enggan buat ngomong
Saat kita punya pandangan berbeda di dalam sebuah hubungan, di saat itu juga ketidaknyamanan muncul. Dari sekian banyak kebahagiaan dalam pernikahan, saat-saat seperti itu yg membuat suasana rasanya kurang nyaman. Entah, mungkin sebetulnya yg membuat kurang nyaman itu adalah cara kami dalam menanggapi perbedaan
Tapi bukankah kami menikah justru karena kami berbeda? Iya, berbeda jenis kelamin. Sesederhana itu kata suamiku. Memang sih betul
Waktu kami masih berstatus teman yg boro-boro saling jatuh cinta, kami belum pernah sepakat akan sesuatu. Konyolnya sekarang kami malah jadi sepasang suami istri. Seunik itu kehidupan
Kami dibawa oleh 'kebetulan' yg sebetulnya adalah rencana Illahi Rabbi, hingga akhirnya kami menjadi sepasang suami istri. Hal konyol yg ternyata membahagiakan dalam hidupku adalah menikah dengan lawan debat tak berkesudahan
Debat aja terus ya, wkwkwk
Dan yg bikin kesel adalah ketika suamiku niruin gaya debat salah satu tokoh. Ewwwww.. Debat kusir itu nggak baik suamiku tersayang @putrasoeratno. Diperparah dengan istrinya yg masih kayak dulu, yg nggak mau kalah. Gitu aja terus nggak habis-habis, hehehe
Tapi selepas menikah tentu ada yg beda. Suamiku mau banget dengerin pendapat istrinya, walaupun ujungnya didebat lagi, wkwkwk. Mau banget jadi temen curhat istrinya, walaupun jarang ikutan curhat juga. Iya, tabiatnya laki-laki itu nggak banyak omong, tapi action. Kayak dulu suamiku nggak banyak omong, langsung cusss lamar aku, alhamdulillah
Ya gitu deh. Whatever what people say, yg penting orang terdekat kita mengerti dan memahami kita. That's the best support, yg bikin semangat hidup. Makasih banyak suamiku ❤️